Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdik Sampang Dituding Jual Beli Jabatan Kepala Sekolah

Kompas.com - 02/03/2015, 22:21 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SAMPANG, KOMPAS.com - Promosi kepala sekolah dari semua jenjang pendidikan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dituding sarat dengan jual beli jabatan. Hal itu berdasarkan temuan Madura Development Watch (MDW) Kabupaten Sampang saat mendatangi kantor Dinas Pendidikan setempat, Senin (2/3/2015).

Tamsul, koordinator MDW, mengatakan, jual beli jabatan yang terjadi di lingkungan Disdik Sampang banyak dilakukan di wilayah pantai utara Sampang. Praktik suap-menyuap terjadi antara calon kepala sekolah dengan pejabat Disdik. Namun, Tamsul selaku pemberi keterangan tidak bisa menyebutkan nama calon kepala sekolah yang terlibat suap menyuap tersebut.

"Informasi yang kami terima per calon kepala sekolah Rp 15 juta. Kasus ini merupakan bentuk gratifikasi terselubung," kata Tamsul.

Dijelaskan Tamsul, untuk membuktikan praktik tersebut agak sulit. Kecuali, pelakunya tertangkap basah. Namun pihaknya memastikan bahwa praktik itu benar-benar ada dan lembaga pendidikan yang terlibat juga jelas.

"Saya enggan untuk membeberkan lembaganya karena pertimbangan etika. Tapi kami minta Disdik Sampang untuk menyelidiki secara internal," ungkap Tamsul.

Untuk memperkuat argumentasinya, Tamsul pernah bertemu dengan salah satu kepala sekolah yang hendak dipromosikan menjadi pejabat struktural di Disdik Sampang. Untuk memuluskan langkah tersebut, kepala sekolah itu menyetor uang Rp 15 juta kepada pejabat teras Disdik Sampang.

"Yang kami tahu, praktik jual beli jabatan ini terjadi di Kecamatan Sokobenah dan Kecamatan Tambelangan. Namun, saya tidak bisa memberikan data nama lembaga dan nama calon kepsek," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disdik Sampang Heri Purnomo melalui Kabid Teknik Anwar Haryono membantah tudingan yang diungkapkan MDW. Sebab, sampai saat ini Disdkik masih belum tahu seperti apa praktik suap-menyuap untuk promosi kepala sekolah dan jabatan di lapangan. Kalau memang praktiknya ada, pihaknya meminta agar ditunjukkan siapa orangnya.

"Kalau kita mengelak, MDW sudah pasti tidak percaya kepada kami. Akan fair jika saling membeberkan bukti kepada siapa uang itu," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com