Basuki, warga dusun Sudimoro, Purwobinangun, Pakem, tokoh masyarakat setempat mengatakan, aksi penambangan liar itu sudah berlangsung sejak empat bulan lalu. Di lokasi tersebut, saat ini, setidaknya beroperasi 19 alat berat yang menggali pasir di 11 titik.
“Setidaknya 700 hingga 800 truk pasir tiap hari naik turun di jalan ini untuk mengangkut pasir dari penambangan liar itu,” kata Basuki.
Selain sangat mengganggu ketenteraman dan kenyamanan warga akibat debu dan deru kendaraan yang terus meraung tanpa henti itu, jalan juga rusak parah.
“Dari sisi kenyamanan jelas sangat mengganggu, dalam tranportasi pun, kami warga lokal menjadi terpinggirkan, dan jangka panjangnya jelas akan menggangu ketersediaan warga,” lanjut Basuki.
Dalam orasinya, warga mendesak agar pemerintah daerah kabupaten Sleman segera menutup operasi penambangan liar tersebuit.
“Ini adalah puncak dari kesabaran kami, dalam empat bulan kami sudah demo sebanyak enam kali, tapi tindak lanjut baik oleh pemerintah maupun para pengusahanya. Jika hari ini beko tidak bersih dari lokasi, kami akan membakarnya,” seru salah seorang orator.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.