Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Penyakit Serang Korban Banjir Bandung Selatan

Kompas.com - 25/12/2014, 09:11 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Achmad Kustijadi mengatakan, ada enam penyakit yang saat ini banyak dikeluhkan korban banjir di Kabupaten Bandung. Jika penyakit yang diderita ringan, pihaknya akan memberikan obat-obatan.

Namun, jika memerlukan perawatan tambahan, dokter akan merujuk pasien ke RSUD Al-Ihsan atau RS lainnya. Keenam penyakit itu ialah yang pertama, pegal-pegal. Achmad menjelaskan, pegal-pegal ini menyerang korban banjir karena selama proses evakuasi, korban melakukan banyak aktivitas fisik.

"Belum kalau saat evakuasi, ada yang tertarik saat mau naik perahu misalnya, ini akan menyebabkan pegal-pegal. Ini keluhan terbanyak saat ini," tutur Achmad, di Bandung, Rabu malam (24/12/2014).

Kedua, penyakit kulit, yang disebabkan air banjir. Jika air banjir yang kotor tersebut terus-menerus mengenai kulit, terutama kulit sensitif, kulit akan terasa gatal dan menyebabkan penyakit kulit. Ketiga, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Penyakit ISPA, sambung Achmad, bisa menyerang siapa saja, apalagi dengan kondisi lembab di lokasi pengungsian ataupun di wilayah banjir secara umum. Keempat, gangguan lambung. Kelima, hipertensi atau darah tinggi, dan terakhir sakit kepala.

Gangguan keempat, kelima, dan keenam ini bisa dipicu oleh tingkat stres. Dalam penanganan korban banjir, pihaknya sudah menyusun prosedur tetap. Pertama, Dinas Kesehatan dan Puskesmas mendukung proses evakuasi dengan membuka posko kesehatan yang buka selama 24 jam. Kedua, Dinas Kesehatan menyediakan tenaga medis, baik yang menetap maupun yang mobile.

"Meski pengungsi harus diperhatikan, kegiatan kesehatan lainnya di Kabupaten Bandung tetap harus berjalan. Makanya, tim medis dibagi-bagi dan tetap menjalankan semua kegiatan seperti biasa, termasuk rapat di kantor. Namun, kami pastikan, tenaga medis ada," ucapnya.

Ketiga, kami mengoptimalkan puskesmas keliling. Namun, untuk puskesmas keliling pihaknya memiliki keterbatasan akses di lapangan karena tidak memiliki perahu karet. Untuk itu, pihaknya membutuhkan bantuan para relawan untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com