Sontak Wawan berlari menuju rumahnya untuk memberi tahu empat anggota keluarganya yang berada di dalam rumah. Wawan dan empat anggota keluarganya berlari menyelamatkan diri.
Lokasi rumah Wawan memang berada di dataran yang agak tinggi dari lokasi longsor. Ketika tebing runtuh, ia dapat melihat dengan jelas reruntuhan tanah merah tersebut meluluhlantahkan permukiman yang berada di bawahnya.
"Tidak sampai lima menit longsoran tanah itu meluluhlantahkan seluruh rumah warga," kata dia.
Melihat langsung peristiwa mengerikan itu, tubuh Wawan lemas. Ia tertegun tak bisa berbuat apa-apa.
"Tebing memang tepat berada di samping kanan rumah warga di dusun ini, namun jatuh berbelok dan jatuh persis di areal pemukiman warga. Apalagi, dusun ini letaknya di antara dua tebing. Sehingga, longsoran tanah menimbun seluruh pemukiman," kata dia.
Setelah tebing runtuh, suasana sekitar dusun hening sekian detik. Lamat-lamat suara minta tolong terdengar bersahut-sahutan. Hujan deras mendadak turun membasahi tanah yang menimbun desa. Akses listrik putus. Malam itu sungguh gelap gulita. Bencana yang sempurna.
Teriakan minta tolong terus terdengar. Wawan berlari mencari bantuan. Ia sempat membantu mengeluarkan beberapa orang yang tertimbun tanah.
Wawan menuturkan, empat orang temannya sedang memancing di sungai saat longsor terjadi. Ia tidak tahu bagaimana nasib teman-temannya itu.
"Saat ini saya masih belum tahu bagaimana keadaan empat teman saya. Kemungkinan mereka terbawa longsor, sebab sungai itu kondisinya saat ini masih tertutup longsoran tanah," tutur dia.