Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Pulang Tak Ada Angkot, Mahasiswi Jalan Kaki 5 Kilometer

Kompas.com - 19/11/2014, 14:33 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswi Universitas Negeri Timor, Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa jalan kaki sejauh lima kilometer dari kampus lantaran sudah dua hari ini angkutan kota (angkot) mogok beroperasi di daerah itu.

Ketika ditemui di kilometer 8 jurusan Kupang, Rabu (19/11/2014) siang, Yanti Neonbeni dan Tini Lafu, dua mahasiswi Fakultas Ekonomi semester 1, mengatakan terpaksa jalan kaki karena angkot yang selalu menjadi alat transportasi utama mereka ke kampus tidak beroperasi.

“Kami sudah jalan kaki sejak kemarin. Kami tidak punya kendaraan sendiri sehingga setiap hari ke kampus selalu pakai bemo (angkutan kota). Hari ini tidak terlalu banyak yang jalan kaki seperti kemarin. Kami mau jalan kaki sampai kilometer 7 untuk menunggu tumpangan dari saudara kami yang mau jemput dengan motor,” kata Yanti.

Keduanya berharap pemerintah pusat melalui pemerintah Kabupaten TTU bisa segera mencarikan jalan keluar yang cepat dan tepat sehingga para angkot bisa segera beroperasi kembali sehingga mereka jangan jadi korban.

”Kami minta pemerintah segera menentukan tarif angkot karena kasihan kami yang rumah jauh dari kampus yang jadi korban karena angkot semuanya mogok. Kami harus jalan kami lebih dari lima kilometer,” kata Tini.

Hal yang sama juga disampaikan Risky Seran dan Andy Kono, pelajar kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Kefamenanu, yang jalan kaki sejauh 3 kilometer dari sekolah ke rumah mereka.

“Angkot kalau macet begini kami yang konyol karena harus jalan kaki. Apalagi panas terik begini kami harus jalan kaki dari sekolah sampai rumah. Ada teman kami yang rumahnya jauh dari sekolah seperti di Peboko dan Seroja ( jarak 10 kilometer dari SMK negeri I) terpaksa tidak ke sekolah karena kalau mau pakai ojek harganya terlalu mahal (Rp 20.000),” kata Risky dan Andy kompak.

Sementara itu, Yosef Lakamnasi, sopir angkot yang beroperasi di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, mengaku sejak kemarin pagi masih menggunakan tarif lama sehingga setelah mereka berdiskusi dengan teman-temannya, mereka sepakat untuk tidak beroperasi sejak kemarin, sampai pemerintah bisa memperhatikan dan menindaklanjutinya.

“Setelah kami hitung-hitung kalau masih menggunakan tarif lama ternyata rugi. Pagi kami sudah melayani penumpang itu keuntungan untuk masyarakat, namun ruginya saat sore kami harus mengisi bahan bakar. Kalau sebelum kenaikan, kami isi full tangki hanya Rp 200.000 lebih, kini mungkin mencapai R 300.000 hingga Rp 400.000 khusus buat mobil angkutan yang boros minyak,” katanya.

Yosef menginginkan kenaikan tarif khusus angkutan kota di Kefamenanu menjadi Rp 1.000 yakni Pelajar dan mahasiswa dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 dan umum dari 3.000 menjadi Rp 4.000 bahkan kalau perlu kata Yosef menjadi RP 5.000. Yosef bersama rekannya yang lain berencana akan melakukan aksi mogok sampai ada peraturan resmi dari pemerintah tentang kenaikan tarif angkutan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com