Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Asongan Diajari Buat Pembukuan Usaha

Kompas.com - 13/11/2014, 12:35 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com
- Sekitar 200 pedagang asongan yang berjualan di sekitar Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Terminal Blambangan dan Stasiun Kereta Api Banyuwangi mengikuti pembinaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi, Kamis (13/11/2014). Salah satu materi yang diberikan adalah pelatihan pembukuan dari lembaga pendidikan.

"Kami sengaja memasukkan materi pembukuan agar mereka tahu berapa untung yang didapatkan dan tertib administrasi. Jadi mereka bisa membedakan mana uang untuk usaha dan mana uang pribadi agar tidak tercampur. Tapi jangan dibayangkan pembukuan rumit seperti perusahaan yaa. Ini pembukuan yang sangat sederhana. Paling tidak mereka sudah mulai belajar mencatat pengeluaran dan pendapatan," tutur Taufik, Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi.

Selain itu, dia juga berharap para pedagang asongan bisa mengubah kesan 'urakan' yang selama ini melekat pada mereka menjadi kesan yang lebih bersahabat dengan pembeli.

"Nanti juga akan diajarkan bagaimana memberikan pelayanan kepada pembeli dengan sopan, karena selama ini terkenal pedagang asongan merupakan sales yang tangguh dengan strategi menjemput bola. Apalagi saat ini pedagang asongan mendapat pengakuan dari PBB sebagai usaha perluasan tenaga kerja," tambahnya.

Selain itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi juga telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan salah satu toko modern jejaring sehingga para pedagang asongan bisa mendapatkan barang yang ia jual dengan harga lebih murah.

"Sudah kami tandatangani perjanjian kerjsamanya. Nanti bagaimana prosesnya akan kami bicarakan secara detail. Yang pasti para pedagang akan mendapatkan harga lebih murah di toko medern jejaring tersebut," tambahnya.

Sementara itu, Manajer Operasional PT Indonesia Ferry ASDP Ketapang Saharudin Kotto menjelaskan bahwa saat ini pedagang asongan di wilayah Pelabuhan Ketapang Banyuwangi hanya dibatasi 200 orang.

"Pembatasan dilakukan hanya 200 pedagang asongan yang beroperasi di Pelabuhan Ketapang secara bergantian. Mereka juga menggunakan seragam sehingga jika ada orang asing yang mengaku sebagai pedagang asongan dapat diketahui oleh mereka," tuturnya.

Namun saat ini, pihak pelabuhan Ketapang sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Jembrana Bali agar para pedagang asongan dari Banyuwangi diperbolehkan berjualan di wilayah Pelabuhan Gilimanuk.

"Selama ini mereka mempunyai aturan bahwa pedagang yang boleh berjualan di wilayah Gilimanuk hanya mereka yang ber-KTP Gilimanuk. Jadi yang asal sini ya hanya di seputaran Pelabuhan Ketapang atau mereka ikut ke dalam kapal," pungkasnya.
Kamis (13/11/2014)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com