Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Sapta Sempat Tulis Surat Seusai Bunuh Anak dan Istrinya

Kompas.com - 21/10/2014, 13:57 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SUKOHARJO, KOMPAS.com — Sapta Dandaka (49), Kepala Desa Pohgogor, Bendosari, Sukoharjo, sempat meninggalkan secarik surat seusai menghabisi nyawa istri dan anak bungsunya. Surat itu dia tulis sebelum ia tewas menggantung diri.

Seperti yang telah diberitakan, Titil Suryani (49) dan Putra Dwi Pangestu (10) tewas dengan luka parah di bagian kepala dan leher. Diduga, Sapta memukul istri dan anaknya tersebut dengan balok kayu sepanjang 50 cm dan tebalnya kurang lebih 15 cm ke bagian kepala. Dia pun sempat mencekik putranya itu.

Setelah itu, Sapta meninggalkan secarik surat yang berisi permintaan maaf dan menitip pesan kepada putri sulungnya, Dani, untuk menjadi putri salihah.

Berikut petikan surat yang ditinggalkan Sapta. "Mf Semuanya ini aku lakukan karna mendhem kahanan. Saya ingin pulang ke cangkringsari mulur bersama istri dan putra anak aq. Mf yo bu put karna terpaksa. Ndhuk jadilah anak yang sholekhah."

Dalam kasus ini, polisi masih mendalami keterangan beberapa saksi, termasuk putri korban yang berstatus mahasiswi salah satu PTS di Kartasura, Sukoharjo. "Luka korban paling parah di bagian kepala dan leher. Saat ini, kita kirimkan ke RSUD Muwardi untuk penyelidikan lebih lanjut," kata AKBP Andy Rifai, Kepala Polres Sukoharjo, Selasa (21/10/2014). 

Diberitakan sebelumnya, warga Pohgogor, Bendosari, Sukoharjo, gempar setelah menemukan Lurah Sapta tewas tergantung di pintu masuk ruang keluarga. Sementara itu, istri dan anaknya terlentang tak bernyawa di ruang keluarga dengan luka di kepala.

Sekitar pukul 06.00, nenek korban curiga karena cucunya, anak sang lurah, belum mencari sarapan. Sang nenek pun berinisiatif untuk masuk ke rumah korban dan sudah menemukan tiga jenazah di ruang keluarga.

Diduga kuat, Sapta mengalami masalah, lalu nekat menghabisi istri dan anak bungsunya, lantas ia menghabisi nyawanya sendiri. Saat ini, ketiga jenazah sedang diotopsi di RSUD Muwardi. Putri sulung korban, Dani, tergoncang karena melihat anggota keluarganya tewas mengenaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com