Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2014, 08:52 WIB
PALEMBANG, KOMPAS.com — Mungkin Anda menjadi salah satu penerima pesan pendek telepon seluler (SMS) yang tiba-tiba masuk dari nomor yang tidak dikenal. Isinya begini: "Produk Italia, kacamata pengintai tembus pandang. Bisa menembus kain, kardus, plastik. Minat? BB: 2a46c0a0 atau hubungi 0896185499xx."

Ya, SMS seperti ini dalam dua pekan terakhir sering "mampir" ke ponsel warga Palembang. Ana, salah satu warga Palembang, mengaku sempat bergidik mendapat SMS itu. "Hah, kacamata tembus pandang? Waduh, apa iya sih?" kata dia.

Ada beberapa penjual yang rajin promosi via SMS. Akhirnya, demi mengetahui kebenaran iklan ini, Redaksi pun mencoba untuk melakukan pembelian kacamata tersebut. Kontak dilakukan melalui Blackberry Messenger (BBM) dan tertulis nama penjualnya Arif Kagiman.

Ia mengaku berada di Bali dan memang menjual kacamata tembus pandang seharga Rp 3 juta per unit. Menurut dia, kacamata tembus pandang yang dijual kebanyakan dibeli oleh orang-orang dari Bali, tetapi banyak juga dibeli oleh orang yang di luar Bali.

"Agar bisa tembus pandang, itu menggunakan fasilitas infrared. Kacamata ini made in Italia," kata Arif menjawab pertanyaan Redaksi yang menyamar sebagai calon pembeli.

Ketika ditanya mengenai keaslian kacamata yang dijualnya, Arif pun menjaminnya. Menurut dia, selama ini, tidak ada orang yang komplain setelah kacamata diterima. "Kalau testimoni tidak ada Mas karena rata-rata orang yang sudah membeli tidak pernah dimintai pendapatnya. Tetapi, yakin, barang yang kami jual ini memang bisa tembus pandang," kata dia.

Ketika ditanya cara pemesanan dan pembayaran, menurut Arif, uang senilai Rp 3 juta harus terlebih dahulu di transfer ke rekening salah satu bank atas nama Arif Kagiman. Setelah uang diterima, barulah barang akan segera dikirim.

Harga kacamata tersebut, menurut dia, sudah termasuk ongkos kirim. Barang yang telah dipesan akan sampai satu hingga hari hari ke tempat tujuan. Namun, kacamata yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan lagi.

"Kalau memang Mas berminat, silakan kirim uangnya. Bila uang sudah diterima, silakan BBM dan kirim alamat lengkap, nomor ponsel. Ini untuk memudahkan dalam pengiriman," kata dia.

Sayangnya, Arif Kagiman ini tidak mau diajak untuk berlama-lama berkomunikasi mengenai spesifikasi kacamata tembus pandang tersebut. Ia berkilah, bila memang berminat, langsung transfer uang ke nomor rekening yang telah diberikannya, lalu barang akan dikirim.

"Sekarang lagi ada diskon 30 persen. Kalau mau beli, langsung transfer saja Mas. Jangan terlalu banyak bertanya," kata dia yang tidak lagi menjawab pertanyaan yang dilontarkan melalui BBM kepadanya. 


Hanya merekam, tidak tembus pandang

Sejauh ini, kacamata pengintai (tidak tembus pandang) yang memiliki fungsi untuk merekam video memang bisa ditemukan di pasaran. Fitur kacamata yang dilengkapi kamera kecil membuat orang tidak akan menyangka jika kacamata tersebut mampu merekam apa yang dilihat.

Kacamata ini juga dijual bebas di toko online maupun toko-toko gadget. Bentuk kacamata ini mirip kacamata fashion biasanya. Selain untuk merekam, fitur kacamata dilengkapi alat pemutar musik (MP3) dan kamera foto.

Pengguna cukup menekan tombol power di bagian tangkai kacamata. Lampu indikator akan menunjukkan bahwa kamera dan pemutar musik telah siap difungsikan.

Rudi, pengguna kacamata perekam, mengaku membeli kacamata ini langsung dari Jakarta. Ia tertarik karena kacamata ini bisa menjadi hidden camera (kamera tersembunyi) sehingga bisa merekam aktivitas orang lain tanpa diketahui.

Fungsi kacamata yang bisa merekam video hingga satu jam ini dibuat untuk mengabadikan momen yang tidak memungkinkan untuk seseorang memegang kamera. "Misalnya, lagi touring motor, tidak mungkin memegang kamera untuk merekam. Kacamata ini sangat membantu," kata warga Kilometer 9 Palembang ini.

Untuk merekam, pengguna kacamata tinggal menekan tombol bersimbol (>>) dan mengarahkan kacamata ke arah obyek yang akan direkam. Demikian juga untuk memotret, cukup menekan tombol (<<).

Rudi mengakui, kecanggihan teknologi yang ada di kacamata perekam sering kali menimbulkan niatan iseng untuk merekam aktivitas orang lain. Satu kali, dia pernah merekam adegan dua orang remaja yang tengah berpacaran di kawasan Jakabaring. Kebetulan, saat itu dua remaja tersebut tengah bertengkar. Alhasil, pertengkaran dua orang tersebut semuanya terekam. "Lucu-lucuan saja," ungkap dia.

Namun, Rudi mengaku tak berniat merekam perilaku asusila (seks). "Lagian kacamata ini gak bisa men-zoom. Tidak bisa merekam obyek jauh. Tidak jelas gambarnya," lanjut dia.

Harga kacamata yang ia beli sejak awal tahun 2013 hampir mencapai Rp 1 juta. Hingga kini, kacamata tersebut masih berfungsi dengan baik. "Tidak untuk aneh-aneh. Takut juga kalau ketahuan," ungkap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com