Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kampung Tanpa Listrik di Tepi PLTA Cirata, Ini Alasan PLN

Kompas.com - 17/10/2014, 09:05 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kampung Cijuhung, RW 11, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundey, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang berpenghuni 150 kepala keluarga hingga saat ini belum teraliri listrik. Padahal, kampung ini berada tepat di tepian Waduk Cirata yang menjadi sumber tenaga penghasil listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata.

Nuryasfin, Manager Area Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cimahi yang juga mengurusi pemasangan instalasi di Wilayah Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, permasalahan utama tidak tersedianya listrik untuk kampung Cijuhung karena listrik yang diproduksi oleh PLTA Cirata tidak bisa langsung disuplai ke kampung tersebut.

Dia berkilah, tegangan listrik sebesar 1008 Megawatt yang dihasilkan oleh PLTA Waduk Cirata harus masuk dulu ke jaringan interkoneksi Jawa-Bali. Kemudian, dari jaringan tersebut lsitrik masuk ke beberapa gardu induk. Yang paling terdekat dengan kampung tersebut adalah gardu Induk Padalarang.

"Listrik yang dihasilkan PLTA Waduk Cirata ini kan tegangannya sangat besar, jadi harus ditampung dulu di gardu induk," kata Nuryasfin saat ditemui kompas.com di kantornya, Kamis (16/10/2014).

Selain itu, peran pemerintah daerah--dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bandung Barat-- dikatakannya sangat penting untuk bisa memasang jaringan dan instalasi listrik di desa-desa terpencil. Sebab, pemerintah pusat telah memberikan alokasi dana melalui APBN kepada pemerintah daerah untuk memasang listrik di daerah terpencil dengan program pengembangan listrik pedesaan.

Diakui dia, PLN tidak bisa serta merta langsung memasang instalasi listrik di Kampung Cijuhung tanpa sepengetahuan ataupun permintaan dari Pemerintah Daerah. Selain itu, kendala lainnya yang dihadapi oleh PLN untuk mengaliri Kampung Cijuhung adalah masalah permintaan warga yang menginginkan pemasangan instalasi gratis.

Menurut dia, hal tersebut malah melanggar peraturan. "Listrik pedesaan membutuhkan perluasan jaringan yang cukup panjang. Ini terkait dengan APBN. Listrik pedesaan di seluruh Jawa Barat banyak yang ngantre," ucapnya.

Instalasi listrik di Kampung Cijuhung sebenarnya sudah terpasang berkat bantuan dari Pemkab Bandung Barat. Namun, karena hingga saat ini belum ada uang bayar pemasangan yang masuk baik dari Pemkab Bandung Barat maupun dari masyarakat secara kolektif, listrik sebesar 50 kilovolt ampere yang sudah mengalir di instalasi utama tidak bisa di distribusikan ke rumah-rumah warga.

Sesuai dengan peraturan, untuk penyaluran listrik harus membayar terlebih dahulu uang pemasangan sebesar Rp 337.500 per rumah dan token listrik pertama sebesar Rp 5.000. Selain itu, karena belum pernah teraliri listrik, rumah-rumah warga di kampung tersebut dikhawatirkan tidak memiliki instalasi listrik yang sesuai dengan standar.

"Pelanggan harus punya instalasi dirumah yang sesuai standar. Nah, ini yang harus dipastikan dulu oleh Pemkab Bandung Barat," tuturnya. 

Baca: Cerita dari Kampung Tak Berlistrik di Sepelemparan Batu dari PLTA Waduk Cirata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com