Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Bom, Kardus di Jembatan Kendal Itu Berisi Alat Pijat

Kompas.com - 06/10/2014, 15:48 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Kardus minuman mineral yang diduga berisi bom yang menggegerkan warga Rejosari, Kecamatan Ngampel, Kendal, Jawa tengah, ternyata berisi alat pijat dan sebuah megafon. Kardus tersebut milik seorang tukang pijat keliling, Aries Sumaryo (74), warga Pekauman Kendal.

Aries mengaku ia sudah lama menjadi tukang pijat keliling sambil menjual obat. Setiap hari, setelah Subuh, dengan menggunakan sepeda motor, ia berkeliling ke desa-desa untuk menawarkan obat sambil dipijat.

“Namun sampai di tikungan jembatan di Desa Rejosari, Ngampel, roda motor saya melindas batu dan saya tergelincir. Untung saya bisa menahan motor saya dengan kaki kiri. Namun kardus berisi peralatan pijat jatuh dan megafon terjatuh,” kata Aries.

Aries lalu mengambil kardus tersebut dan meletakkannya di atas tembok pinggir jembatan. Setelah itu, ia membereskan bawaannya yang lain. Setelah beres berkemas, ia pun pergi namun lupa mengambil kembali kardus tersebut.

Setibanya di pasar Magangan Ngampel, baru Aries ingat kardus berisi alat pijat tertinggal. “Saya lupa kalau ternyata kardus itu saya taruh di sini (atas jembatan, red),” katanya sambil membuka kardus miliknya yang diduga warga berisi bom itu.

Soal suara mirip seruling yang ditakutkan oleh warga karena dikira bunyi bom yang mau meledak, menurut Aries, itu suara megafon. Setelah dijelaskan oleh Aries tentang kardus tersebut, warga yang berada di lokasi kejadian pun lega dan tertawa.

Terkait hal itu, Kapolsek Pegandon, AKP Eko Prasstyanto mengaku setelah mendapat informasi dari warga terkait temuan kardus yang diduga bom, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Hasilnya, ia mendapat informasi bahwa ada warga yang melihat kardus itu milik Aries, tukang pijat dan penjual jamu keliling. Polisi pun kemudian mencari alamat Aries. Sekitar jam 13.00 WIB alamat orang itu diketahui.

“Sebelumnya kami telah memberi garis pembatas polisi dan melaporkan ke Gegana Polda Jawa Tengah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kami inginkan,” jelas Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com