Rasa malu itu diungkapkannya usai menghadiri acara diplomasi ekonomi bertajuk "Updates from the Region (UFTR): Exploring the Potentials of Surabaya City" di Balai Kota Surabaya, Sabtu (27/9/2014). Acara ini dihadiri puluhan duta besar yang bertugas di Indonesia.
"Sudahlah, aku malu dilihat para duta besar, jangan tanya soal itu terus," kata Risma.
Risma berujar, soal pencalonannya untuk yang kedua kali menjadi Wali Kota, dia serahkan sepenuhnya kepada Tuhan. "Yang penting saat ini saya bekerja untuk masyarakat Surabaya, karena masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya menjelang MEA tahun depan," ujar dia.
Dalam acara tersebut, Risma mempromosikan berbagai potensi Kota Surabaya dalam hal infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan lingkungan, serta pelayanan publik khususnya kemudahan berinvestasi.
Dalam acara diplomasi ekonomi itu, sedikitnya ada 22 duta besar maupun perwakilan tetap negara sahabat yang hadir, diantaranya, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Chile, Tiongkok, Cekoslowakia, Swedia, Laos, Rumania, Fiji, Iran, dan Malaysia. Tak ketinggalan dari Myanmar, Ukraina, Oman, Uzbekistan, Australia, Republik Korea, Vietnam, Singapura serta Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.