Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 10 Tahun, 36.000 Petani di Semarang Beralih Profesi

Kompas.com - 26/09/2014, 17:06 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang mencatat dalam satu dasawarsa terakhir, lebih dari 36.000 petani di Kabupaten Semarang beralih profesi. Dari 19 kecamatan, penurunan jumlah profesi petani yang paling drastis terjadi di dua kecamatan, yakni Ambarawa dan Tuntang.

"Jumlah petani pada tahun 2003 mencapai 167.354 rumah tangga. Namun, pada tahun 2013 menjadi 130.385 rumah tangga. Mayoritas berada di wilayah Ambarawa dan Tuntang," kata Kepala BPS Kabupaten Semarang, Rochwan, di Ungaran, Jumat (26/09/2014) siang.

Ia mengatakan, data itu diperoleh dari kegiatan sensus pertanian yang dilakukan pada 2013 lalu. Sensus pertanian dilakukan oleh pihaknya setiap sepuluh tahun sekali.

Rochwan menjelaskan, penurunan jumlah petani ini terutama terjadi pada petani gurem, yakni petani yang mengolah lahan kurang dari 0,5 hektar. Mereka lebih memilih hengkang dari pekerjaannya di sektor pertanian dan beralih ke profesi lain.

"Karena lahannya kecil, banyak yang disewakan dan ada juga yang dijual. Petani gurem memilih profesi lain yang lebih menguntungkan," ungkap Rochwan.

Meskipun terjadi migrasi profesi petani ke yang lainnya, Rochwan menyebutkan bahwa produksi pertanian di Kabupaten Semarang tidak terpengaruh. Bahkan untuk produksi padi justru ada peningkatan kurang lebih sekitar 4.000 ton setiap tahun. Pada 2013 lalu, katanya, hasil pertanian mencapai 202.576 ton, kini menjadi 206.633 ton.

"Tidak mempengaruhi hasil produksi, tapi jika terus menerus jumlah petani berkurang tentunya berpengaruh, " ujar Rochwan.

Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang, Urip Triyoga, mengatakan, pihaknya melalui sosialisasi pertanian kepada masyarakat, termasuk juga dengan memperbanyak fasilitas pertanian serta memperbaiki infrastruktur jalan menuju kawasan lahan pertanian, terus dilakukan untuk meningkatkan gairah petani dalam bercocok tanam.

"Kami melakukan mekanisasi dengan memperbanyak traktor, tresher, rice mile dan perbaikan infrastruktur jalan usaha tani, alat angkut dari ladang dan peningkatan SDM," kata Urip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com