Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Anak Balita di Aru Terserang Campak, 8 Meninggal Dunia

Kompas.com - 22/09/2014, 13:41 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com —
Puluhan anak balita dari sejumlah desa di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, hingga kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Umum Sakit Daerah (RSUD) Cendrawasih, Kepulauan Aru, lantaran terserang penyakit campak.

Saat ini, sebanyak 43 anak balita masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut akibat tertular penyakit tersebut.

"Kalau jumlah semua yang dirawat itu totalnya 43 orang, dari jumlah itu, 14 di antaranya itu berasal dari Desa Tungwatu, sedangkan lainnya itu dari desa-desa tetangga," ungkap Direktur RSUD Kota Dobo, Kace Kwaitota, Senin (22/9/2014).

Menurut Kace, banyaknya anak balita yang terserang penyakit campak ini umumnya disebabkan oleh adanya komplikasi dan kurangnya asupan gizi terhadap para anak balita.

"Selain itu juga adanya penularan virus campak ini terhadap balita lain," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru, YEO Eniplatu, membenarkan bahwa sejak periode Juli sampai September, sudah delapan anak balita yang meninggal dunia akibat terserang penyakit campak.

"Jumlah semuanya delapan anak balita yang meninggal dunia akibat campak. Tujuh anak balita dari Desa Tungwatu dan satunya lagi dari desa lainnya," kata Eniplatu.

Menurut dia, pihaknya telah menangani kasus ini dengan cara turun langsung ke lapangan untuk melakukan pencegahan. Para anak balita langsung dibawa ke posyandu untuk menjalani imunisasi. Namun, kendala yang sering dihadapi ialah banyak dari warga yang sering ke kebun bersama anak-anaknya saat dilakukan penyuluhan maupun imunisasi.

"Meski kondisi geografisnya terdiri dari pulau-pulau, kita setiap bulan itu ke desa-desa, termasuk desa-desa yang terserang campak ini. Tapi, kendalanya banyak ibu-ibu di sana sering ke kebun dengan anaknya, padahal sudah diberikan pengumuman sebelumnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com