Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Pelecehan Seksual, Gubernur Riau Malah Mengaku Diperas Rp 1 Miliar

Kompas.com - 11/09/2014, 17:10 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Riau, Annas Maamun menggelar sesi khusus di Jakarta, Kamis (11/9/2014) untuk menjelaskan tuduhan skandal seks yang dilayangkan kepadanya. Sebelumnya, berdasarkan laporan Wide Wirawaty, anak dari tokoh pendidikan Riau dan mantan anggota DPD RI Soemardi Thaher, menyatakan Annas melakukan pelecehan seksual.

Tentang tuduhan itu, Annas menuturkan, perkenalan mereka berawal ketika Wide mengiriminya pesan singkat selular. Melalui SMS tersebut, Wide meminta waktu untuk bertemu Annas. Namun, dengan dalih kesibukan bisnis, Annas belum membalas SMS tersebut.

"Ada enam kali hingga tujuh kali dia SMS menjelaskan lebih rinci nama, dia bilang bergerak di bidang pendidikan punya yayasan, ortu saya Soemardi Thaher," tutur Annas menirukan isi SMS dari Wide.

Mengetahui Wide anak koleganya, maka Annas mengiyakan dan mengatur waktu untuk bertemu Wide. Pertemuan pertama keduanya membahas permintaan bantuan dana untuk mengadakan acara yang mengundang kepala sekolah seluruh Riau.

Annas saat itu mengatakan tidak dapat memberikan bantuan dana, karena nanti akan berhubungan dengan anggaran dan pendapatan belanja daerah (APBD). Namun, Annas akan membantu menyediakan tempat untuk pertemuan tersebut.

Di saat itu, Annas memberikan uang tunai kepada Wide sebesar Rp 500 ribu. Alasannya, karena Wide adalah anak koleganya. Sejak kerja sama tersebut, Wide mulai sering berinteraksi dengan Annas. Kemudian Wide sering mengajak Annas untuk bepergian ke tempat lain. "Pak ke Jakarta lah kita," kata Wide seperti dikutip Annas.

Setelah itu, menurut Annas, Wide mengajukan diri sebagai staf khusus gubernur. Namun, Annas menjelaskan, tidak ada jabatan staf khusus gubernur dalam struktur yang dipimpinnya. Kendati demikian, Wide pun memintanya berulang kali. Bahkan, dia mengaku rela tidak digaji asalkan bisa menjadi staf khusus Annas. Selain itu, Wide juga meminta bantuan Annas untuk membantunya kuliah strata tiga (S3).

Beberapa hari setelah kejadian itu, Wide mengirimkan pesan singkat kepada Annas yang mengatakan ingin berkunjung ke rumah. Namun, kali ini bukan untuk membicarakan masalah yayasan yang dia urusi. Sesampainya di rumah Annas, Wide berbincang-bincang seperti biasa.

Setelah itu baru muncul hal yang tak terduga. "Setelah satu jam dia pulang, datang SMS kepada saya, 'Pak kita yang tadi di rumah bapak. Itu banyak wartawan di luar, termasuk LSM'. Saya balas apa salahnya wartawan banyak LSM banyak, kau dan saya tak ada apa-apa," kata Annas.

Dari situlah Wide meminta uang sebesar Rp 1 miliar untuk membereskan isu pelecehan yang dibuat oleh Wide. Karena Annas tidak mengabulkan permintaan Wide, dia bertemu dengan dosen dan pemimpin redaksi di Riau membicarakan soal pelecehan seksual.

Tepat jam 12 siang ini, kuasa hukum Annas sudah mengajukan laporan balik terhadap Wide. Mereka melapor dengan tuntutan dugaan pencemaran nama baik, fitnah, keterangan palsu, memeras, dan menyebarkan berita bohong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com