Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dolvi Kolo, Si "Jokowi" dari NTT

Kompas.com - 09/09/2014, 15:02 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Gaya hidupnya yang sangat sederhana dan jauh dari kesan glamor membuat Dolvianus Kolo (Dolvi Kolo), anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, terlihat sangat menikmati hidupnya.

Hal tersebut tentu sepintas mirip dengan gaya hidup presiden terpilih Joko "Jokowi" Widodo yang sederhana pula. Jika kesederhanaan Jokowi terlihat dengan menggunakan mobil Toyota Innova dalam melakukan aktivitas sehari-harinya sebagai presiden terpilih, tetapi tidak demikian dengan Dolvi, yang justru rutinitas kesehariannya ke kantor maupun tempat lainnya selalu menggunakan angkutan kota (angkot).

Pemandangan ini tentu tak biasa. Sebab, dari 65 orang anggota DPRD NTT terpilih periode 2014-2019, hanya Dolvi sendiri yang tidak memiliki kendaran, baik itu motor maupun mobil. Dengan demikian, ada tiga alternatif yang dipilihnya ke kantor, yakni menggunakan angkot, ojek, dan jalan kaki (jarak dari rumahnya ke kantor lebih kurang dua kilometer).

Mencari sosok pejabat sederhana seperti Dolvi saat ini, khususnya di NTT dan secara umum di Indonesia, ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami. Bagi Dolvi, menjadi anggota Dewan Provinsi NTT adalah satu amanah yang ingin diembannya untuk banyak orang.

“Motivasi pribadi saya menjadi DPRD Provinsi NTT yakni ingin berbuat baik untuk banyak orang. Kalau hanya seorang Dolvi yang tidak jadi DPRD tentu hanya satu sampai dua orang saja yang bisa saya bantu. Karena itu, bagi saya, lebih baik hidup apa adanya (sederhana) seperti masyarakat biasanya dan bisa bersama, berbicara, dan mendengar masyarakat, terutama saat berada dalam angkot,” kata Dolvi di Kupang, Selasa (9/9/2014).

Saat menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PDI perjuangan beberapa waktu lalu pun, dia selalu menggunakan angkot dan ojek setiap melakukan kegiatan sosialisasi di daerah pemilihannya, yakni Kabupaten TTU, Belu, dan Malaka.

“Waktu saya jadi caleg, total uang yang dikeluarkan untuk sosialisasi, transportasi, kartu nama, kalender, dan spanduk yakni sebanyak Rp 38 juta dan itu pun adalah hasil kredit istri saya yang adalah seorang PNS sebanyak Rp 22 juta dan sisanya itu berasal dari gaji yang saya kumpulkan semasa menjadi anggota KPU TTU,” ungkap Dolvi.

Dengan dana yang terbatas itu, Dolvi mengaku hanya fokus sosialisasi di kabupaten basisnya, yakni TTU. Sementara untuk Kabupaten Belu dan Malaka "dirawatnya" melalui media jejaring sosial Facebook. Hasilnya pun menggembirakan. Sebab, dari total lebih dari 11.000 suara yang diperoleh, sebanyak 1.200 suara berasal dari Kabupaten Belu dan Malaka.

Satu obsesi yang dibawa Dolvi dari kampungnya di Desa Haumeni, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, yakni ingin membantu desanya yang mengalami krisis air bersih sepanjang tahun.

Selain itu, banyak persoalan lainnya yang saat ini dihadapi oleh masyarakat NTT yang diharapkan bisa dia perjuangkan. Sisi lain dari Dolvi yakni pengagum berat presiden terpilih Joko "Jokowi" Widodo. Hal itu dibuktikannya dengan memberi nama putra keempatnya yang lahir pada 30 Maret 2014 dengan nama Jokowi Mauritio Kolo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com