"Kami sudah mendengar kabar, dan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, untuk memeriksa kandungan bahan makanan secara ilmiah, sekaligus perizinan perusahaan tersebut," tegas Anang, Kepala Bina Perilaku Penyehatan Lingkungan (BPPL) urusan makanan, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Jumat (5/9/2014).
Selain berjanji akan segera turun tangan, saat dihubungi melalui selular, Anang mengaku kecewa, akan maraknya praktik pengolahan makanan yang menggunakan zat kimia berbahaya untuk dikonsumsi khalayak banyak.
"Kalau memang terbukti menggunakan zat kimia, jelas bahan makanan itu (cekcek, kikil, dan hasil produksi lainnya-red) sangat membahayakan kita semua. Ini akan menjadi fokus pengawasan kita selanjutnya," kata Anang.
Namun, saat ditanya terkait proses koordinasi dengan petugas Kepolisian Cirebon Kota yang sedang menangani kasus tersebut, Anang mengaku belum mendapatkan kabar dan informasi apapun. Meski demikian, Anang berjanji akan memeriksa temuan kasus dugaan makanan dari limbah kulit sepatu berzat kimia.
Diberitakan sebelumnya, seorang pengusaha industri rumahan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengolah dan memproduksi makanan dari bahan dasar limbah kulit sapi, yang diduga bekas jas, jaket, tas, dan sepatu. Pelaku industri itu kemudian ditangkap satuan Reskrim Polres Cirebon Kota, Kamis (5/9/2014) kemarin.
Pengusaha berinisial AS (47) warga Desa Tengah Tani, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon itu, diduga mengolah bahan makanan yang sarat akan zat kimia berbahaya. Celakanya, ia telah 10 tahun beroperasi, tanpa mengantongi surat izin dari Dinas Kesehatan dan Badan Pemeriksa Obat Dan Makanan (BPOM) setempat.
Di industri rumahan milik AS, petugas mengamankan beberapa barang bukti yang digunakan untuk memproduksi, antara lain: potongan kulit sapi yang diduga limbah bahan jaket sepatu tas, kulit setengah matang, dan kulit yang sudah siap dijual. Mengagetkan pula, polisi menyita beberapa kilogram tawas, kapur, pasir, garam, dan beberapa zat kimia lainnya untuk memproduksi kulit limbah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.