Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2014, 15:30 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis

GOWA, KOMPAS.com — Daeng Lira, salah seorang warga di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, nekat melempari masjid hingga memicu keributan, Jumat (29/8/2014). Aksi nekat Daeng Lira itu dilakukan lantaran dia tersinggung oleh isi khotbah shalat Jumat.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, peristiwa yang terjadi di Masjid Nurul Amanah, Dusun Lepalepa, Desa Bontomanai, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, itu bermula saat Ustaz H Arifuddin Rani selaku khatib menyampaikan khotbah tentang dampak kerusakan alam akibat tangan-tangan manusia.

Isi khotbah tersebut membuat Daeng Lira yang juga ikut shalat Jumat di masjid yang sama merasa tersinggung. Pelaku kemudian melempari masjid dengan sebuah benda hingga memicu keributan di antara jemaah.

"Ustaz bilang kerusakan alam terjadi karena ulah manusia, mulai dari lumpur Lapindo dan pembabatan hutan. Gara-gara inilah Daeng Lira tersinggung karena dia punya tambang galian C," jelas Zainal, salah seorang warga setempat.

Keributan ini mereda setelah pelaku pelemparan ditenangkan dan dievakuasi oleh kerabatnya. Khotbah shalat Jumat pun terus berlanjut hingga usai.

Sebagian jemaah shalat Jumat sudah menganggap bahwa permasalahan ini telah selesai. Namun, beberapa menit setelah jemaah pulang ke rumahnya masing-masing, puluhan warga dari Dusun Passimbungang, Desa Bontomanai, yang merupakan kerabat Ustaz H Arifuddin Rani datang menyisiri kampung untuk mencari pelaku pelemparan masjid.

Suasana reda setelah puluhan aparat Unit Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor (Reskrim Polres) Gowa tiba di lokasi dan menenangkan para warga yang sudah tersulut emosi.

"Masak orang sementara (sedang) khotbah dilempari, apa ini tidak kurang ajar namanya," teriak Iskandar Ismail, salah seorang kerabat khatib. Informasi yang dihimpun Kompas.com, warga setempat memang mengeluhkan maraknya tambang liar golongan C yang memicu kerusakan jalan akibat lalu lalangnya truk pengangkut timbunan kebutuhan properti. Kondisi itu seakan mendapat restu dari pihak pemerintah desa setempat.

Sementara itu, aparat kepolisian yang dikonfirmasi terkait peristiwa ini mengaku telah mengendalikan situasi.

"Anggota di lapangan masih kami siagakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan warga sudah bubar setelah kami lakukan pendekatan persuasif," tukas Ipda P Malelak, Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polres Gowa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com