Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Sholah: PKB Harus Tinggalkan Budaya Aklamasi

Kompas.com - 29/08/2014, 15:00 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Kabar pemilihan Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar dalam Muktamar di Surabaya pada 31 Agustus mendatang secara aklamasi direspons negatif oleh sejumlah ulama di Jatim. Salah satunya adalah pengasuh pesantren Tebuireng Jombang, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah).

Menurut adik mantan Presiden RI Abdurahman Wahid ini, sudah saatnya PKB meninggalkan budaya aklamasi dan membiasakan diri untuk berdemokrasi secara utuh.

"Harus ada calon lain yang muncul selain Muhaimin Iskandar demi pembelajaran politik yang baik bagi PKB," ujarnya, Jumat (29/8/2014).

Gus Sholah yakin bahwa banyak kader PKB yang memiliki potensi untuk memimpin PKB dalam lima tahun ke depan.

"Dari jutaan kader PKB, pasti ada satu atau dua yang layak dicalonkan. PKB adalah partai milik bangsa Indonesia, bukan partai milik segelintir orang, semua punya hak untuk dicalonkan," tambahnya.

Dia mengaku sudah mendengar kabar bahwa pencalonan Muhaimin banyak ditentang kalangan kiai di jajaran Dewan Syuro PKB. Karena itu, hendaknya Muhaimin dapat merespons dengan baik dan mengindahkan sikap para kiai.

"Peran Dewan Syuro di PKB akhir-akhir ini saya dengar seperti diabaikan, padahal peran mereka sangat besar dalam membesarkan PKB. Saya harap setelah muktamar nanti, posisi Dewan Syuro lebih diperhatikan," ungkapnya.

Nama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar disebut-sebut akan dipilih secara aklamasi dalam forum muktamar di Surabaya, 31 Agustus mendatang. Semua pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB di seluruh Indonesia secara bulat mendukung Muhaimin melanjutkan jabatannya di PKB. Penetapan Muhaimin dilakukan secara aklamasi karena menjadi calon tunggal ketua umum PKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com