Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Ganjar Cegah Ebola Masuk ke Jateng

Kompas.com - 11/08/2014, 16:30 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Masyarakat di Jawa Tengah tetap diminta untuk antisipasi terkait virus ebola. Meski kasus penyakit dari virus ini jarang ditemukan di Asia, namun wabah virus ebola sudah menjadi perhatian dunia internasional.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sudah mendapatkan peringatan dari pemerintah pusat untuk melakukan antisipasi. Sebab itu, pihaknya menginstruksikan jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk segera bergerak dan melakukan sosialisasi ke daerah-daerah.

"Akan disosialisasikan dan saya sampaikan pada Dinkes untuk antisipasi secara teknis, ini juga termasuk edukasi pada masyarakat terkait penyakit ini," ujarnya, Senin (11/8/2014).

"Antisipasi antara lain terkait cara-cara pencegahan seperti apa, dan itu masyarakat harus tahu sejak awal, indikasinya seperti apa dan langkahnya bagaimana yang harus dilakukan," tambahnya.

Meski begitu Ganjar berharap masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Ia juga meminta masyarakat yang merasakan badannya tidak enak atau sakit untuk segera berobat.

"Kalau merasa badannya tidak enak, langsung ke tenaga medis terdekat. Ya, paling dekat ke puskesmas agar penyakitnya segera diketahui dan ditangani," katanya.

Ia menambahkan, Dinkes juga diharapkan segera berkoordinasi dengan pengelola bandara dan pelabuhan untuk pencegahan.

"Seperti dulu waktu H5N1, dan barangkali alat yang dulu ada di bandara untuk mendeteksi virus H5N1 juga bisa dipakai lagi untuk mendeteksi ini, dan ini segera dikoordinasikan,"
jelasnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah ebola telah menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Sebab wabah ini dinilai bergerak lebih cepat dan sulit dikendalikan.

Virus ebola tidak menular lewat udara, melainkan melalui kontak cairan langsung antar-pasien. Orang yang terinfeksi virus ebola secara klinis akan mengalami gejala demam, lemas, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare yang memicu kerusakan ginjal dan hati, serta perdarahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com