Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lebaran, Harga Bunga Potong Berubah Setiap Jam

Kompas.com - 25/07/2014, 16:58 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Permintaan bunga potong maupun bunga tabur menjelang lebaran meningkat tajam. Hal ini menyebabkan harga jual bunga juga naik. Bahkan di Bandungan, Kabupaten Semarang, yang terkenal sebagai pusat komoditas bunga, harga bunga fluktuatif bahkan berganti harga setiap jamnya.

Hal itu tergantung dari banyak tidaknya stok serta aksi borong penjual bunga dari luar kota. Seperti bunga tabur berupa mawar merah dan putih hingga H-2 Lebaran sudah mencapai Rp 250 ribu per keranjang. Padahal sebelumnya harganya hanya kisaran Rp 150-200 ribu per keranjang.

Bahkan bunga potong jenis sedap malam per batang Rp 7000, padahal sebelumnya hanya dijual Rp 1000-2000 per batangnya. “Kalau lebaran ya mremo Pak, harga bunga ya ikut mahal. Sekarang saja sudah sampai Rp 250 ribu per keranjang. Nanti H-1 Lebaran harganya bisa saja naik bisa saja turun. Tetapi biasanya tetap stabil, atau bahkan naik karena permintaannya banyak terutama dari luar kota. Seperti saya ini kulakan nanti dijual lagi secara eceran di Ambarawa atau kota lainnya,” ujar Sriyana (42), warga Ambarawa yang mengaku mengambil bunga di Bandungan untuk dijual lagi di kota lain.

Menurut Sriyana, harga bunga di Bandungan fluktuatif menyesuaikan jumlah stok bunga dan jumlah pembeli dari luar kota. Sehingga pada jam-jam tertentu terkadang harga bunga bisa jadi lebih murah atau lebih mahal.

“Semua tergantung dari banyak tidaknya tengkulak dari luar kota. Mereka bisa mempengaruhi harga karena sering kali membeli dalam jumlah besar. Sehingga tiba-tiba stok habis jadi harganya mahal. Jadi setiap jamnya bisa berubah-ubah, biasanya pasar bunga sudah ramai mulai pukul 04.00 bahkan bisa 24 jam,” kata Sriyana.

Sementara, Sutijah (55) warga Lingkungan Bandungan, mengatakan kenaikan harga bunga paling tinggi justru sebelum dan awal ramadhan. Sebab saat itu bertepatan dengan hari besar Ceng Beng bagi warga Tionghoa. "Per keranjang mencapai Rp 600-700 ribu. Panen bunga tidak melimpah, sedangkan permintaannya tinggi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com