Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukis Tangan dengan Henna Jadi Tren Jelang Lebaran

Kompas.com - 25/07/2014, 15:11 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Perempuan muda berhijab kuning duduk bersila di tengah ruangan yang dipenuhi oleh mayoritas perempuan dari yang berusia anak-anak hingga dewasa. Tangan kanannya secara lincah melukis di lengan pelanggannya dengan henna atau daun pacar berbentuk pasta.

"Biasanya jelang lebaran seperti ini, satu hari ada sekitar 100 orang yang saya lukis tangannya. Motifnya macam-macam mereka bisa memilih lebih dahulu dari contoh yang ada," jelas Rofiqoh (26), pelukis tangan, Jumat (25/7/2014).

Menurut perempuan lajang ini, pelanggannya ada yang datang setelah shalat subuh untuk menghindari antri.

"Jam setengah 5 subuh sudah ada yang ketuk rumah untuk dilukis tangannya karena takut antre. Biasanya sih biar enggak ada yang kecewa saya gunakan nomer antrean. Jadi teratur. Biasanya biar nggak numpuk di dalam rumah, setelah dilukis mereka boleh pulang. Sekitar 1 jam sudah kering dan lepas sendiri henna-nya," katanya.

Melukis tangan yang dilakukan perempuan yang tinggal di Kampung Arab ini awalnya adalah tradisi yang dilakukan perempuan Arab dan India saat menikah. Namun, akhirnya berkembang ke semua kalangan terutama kaum perempuan saat lebaran.

"Lebaran biasanya perempuan ingin tampil beda jadi ya mereka melukis tangan menggunakan henna karena sifatnya hanya sementara. Biasanya akan hilang sendiri setelah 10 hari. Selain itu walaupun menggunakan henna kan masih boleh untuk shalat," tambahnya.

Rofiqoh mengaku pelanggannya bukan hanya dari kalangan masyarakat Arab tapi dari semua etnis.

"Kalau dulu memang orang Arab yang pakai henna tapi sekarang semuanya banyak yang pakai," tambahnya.

Untuk mendapatkan lukisan tangan yang indah, pelanggan hanya cukup mengeluarkan uang Rp 5.000 untuk satu kali lukisan.

"Kalau dua lengan yang Rp 10.000. Biasanya ada juga yang minta dilukis di bagian tubuh lain seperti kaki dan punggung. Tapi saya tidak melayani untuk lelaki yang dewasa. Hanya untuk perempuan dan anak-anak lelaki. Sedangkan untuk pengantin tentu harganya berbeda karena memang lebih rumit motifnya," jelasnya.

Dalam satu hari, Rofiqoh bisa menghabiskan 3 kilogram henna yang diraciknya sendiri dari daun pacar yang berbentuk pasta.

"Dibantu keluarga untuk meraciknya, kalau melukis ya hanya saya. Baru bisa berdiri cuma pas shalat, ke kamar mandi dan buka puasa. Selebihnya itu ya melukis sampai malam. Biar pelanggan puas," katanya sambil tertawa.

Sementara itu, Novi (32) mengaku sengaja melukis tangannya agar tampil beda saat lebaran nanti.

"Motifnya sih saya nggak milih terserah yang melukis yang penting bagus. Bukan cuma saya anak saya yang umur 4 tahun juga di lukis. Murah meriah. Biar beda pas lebaran," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com