Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Jokowi Temukan Modus Kecurangan di Bangkalan

Kompas.com - 16/07/2014, 13:37 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara-JP) menemukan kejanggalan pada hasil penghitungan suara Pemilu Presiden 2014 di Bangkalan, Madura.

Bara-JP menganggap mustahil jika pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat nol suara di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Bangkalan, kecuali terjadi praktik kecurangan dalam proses pemilihan atau penghitungannya.

Ketua Bara-JP Sihol Manulang menyampaikan, Bara-JP wilayah Jawa Timur telah melakukan investigasi terkait kejanggalan perolehan suara Jokowi-JK di Bangkalan, Madura. Hasilnya, ditemukan indikasi kuat bahwa mafia suara bergerak dan memengaruhi perolehan suara Jokowi-JK di wilayah tersebut.

"Mustahil Jokowi-JK mendapat nol suara di daerah yang banyak pendukung partai pengusungnya. Ini kejahatan kampungan," kata Sihol saat menggelar jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2014).

Di lokasi yang sama, Satgas Relawan Anti Pemilu Curang, Viktor Sirait, menjelaskan, pihaknya juga terlibat dalam investigasi bersama Bara-JP Jawa Timur. Hasil investigasi itu menemukan ada dugaan kuat keterlibatan komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bangkalan, Fauzan Jakfar, dalam praktik kecurangan.

Alasannya, kata Viktor, Fauzan merupakan orang dekat mantan Bupati Bangkalan, Fuad Amin. Saat ini, posisi Bupati Bangkalan diduduki oleh putra Fuad, Makmun Ibnu Hamad.

Viktor menuding Fauzan telah sering terlibat kecurangan saat pemilihan bupati dan pemilu legislatif sebelumnya.

Viktor melanjutkan, modus operandi kecurangannya dilakukan dengan cara menekan 181 kepala desa terpilih tetapi belum dilantik untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta di desa masing-masing. Para kepala desa akhirnya terpaksa berbuat curang karena khawatir tak dilantik jika perolehan suara Prabowo-Hatta di desanya rendah.

"Ada apa KPU dan Bawaslu tak bicara terbuka soal kecurangan di Madura? Ini harus jadi perhatian KPK dan PPATK untuk memeriksa kekayaan orang-orang itu," tandasnya.

Pada awal jumpa pers itu, Sihol juga sempat memutar rekaman Ketua Bara-JP, Jawa Timur, Efendi, yang terlibat pembicaraan dengan salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah Madura. Dalam percakapan itu, terdengar adanya oknum pejabat yang ikut andil dalam praktik kecurangan untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.

"Identitas PNS-nya sengaja tidak kami ungkap, tetapi akan kami ungkap di pengadilan nanti," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com