Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Penyandang Disabilitas Minta TPS yang Mudah Diakses...

Kompas.com - 03/07/2014, 21:02 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit saja, Ayu Agusmurniana (27) menyelesaikan proses mencoblos calon presiden pilihannya. Dan setelah itu, dia pun kembali ke barisan antrean semula.

Saat ini memang bukan jadwal mencoblos, tapi Ayu baru saja mengikuti simulasi pencoblosan pemilihan presiden yang diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, berlokasi di Media Centre KIP Aceh, Kamis petang (3/7/2014).

“Di sini enak mendayung kursi rodanya, karena tanahnya datar, bahkan semen, tapi kalau di desa saya, tanah bergelombang, pada pengalaman pileg lalu, bahkan saya tak bisa menjalankan kursi roda saya, jadi agak lebih susah, karena saya harus menggunakan tongkat dan dipapah oleh suami, ” kata Ayu, seusai keluar dari bilik suara.

Ayu memang pengguna kursi roda. Sejak tahun 2002 lalu kaki Ayu tidak bisa digunakan dengan sempurna, akibat terkena tembakan nyasar, saat konflik masih mendera Aceh. “Saya terkena tembakan di bagian belakang tubuh tepat mengenai syaraf, jadi kini saya tidak bisa menggunakan kaki dengan sempurna lagi,” kenangnya.

Hal senada juga dikisahkan oleh M. Nasir (35) warga Gampong (desa) jawa, Banda Aceh. Nasir juga mengakui walau tak lancar, tapi ia juga tidak mengalami kesulitan berarti ketika harus mencoblos di bilik suara.

“Pengalaman pileg lalu, TPS di gampong kami menggunakan ruang sekolah, jadi tanah dan ruangan di TPS masih bisa dilalui dengan baik dengan kursi roda,” kata Nasir.

Nasir juga seorang penyandang disabilitas. Sejak tahun 2002 lalu ia juga harus menggunakan kursi roda akibat kelumpuhan yang dideritaya. Saat itu, sebut Nasir, ia juga merupakan korban salah tembak di kabupaten Aceh Utara, saat konflik menjadi-jadi di Aceh.

“Saya tidak mengalami diskriminasi, tapi hendaknya karena kami orang yang menderita kekurangan, hendaknya jika saat mencoblos nanti bisa didahulukan, tidak saat pemilu dua bulan lalu, saya antre menunggu sangat lama, mungkin petugas tidak tahu kalau saya cacat,” ujar Nasir.

Nasir dan Ayu hanya sebagian kecil dari kamu penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh, yang berharap lokasi pemungutan suara bisa diakses dengan mudah oleh kaum disabilitas saat menyuarakan hak pilihnya.

Senada dengan itu, Ketua Pokja Sosialisasi Pemilu Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Hendra fauzi, mengatakan, kegiatan sosialisasi pencoblosan yang digelar KIP Aceh bertujuan agar para kelompok masyarakat minoritas bisa lebih memahami lagi penggunaan hak pilih mereka.

Hendra mengatakan, setiap TPS diharuskan bisa diakses oleh kaum disabilitas, sehingga para penyandang cacat juga bisa dengan nyaman menyalurkan aspirasinya.

KIP Aceh, sebut Hendra, juga sudah menyalurkan logistik pemilu ke seluruh KIP/kabupaten Kota di Aceh, termasuk logistik surat suara yang berhuruf braile yang bisa digunakan oleh penyandang tuna netra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com