Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman "Free Sex", Anak-anak Belasan Tahun Jalani Tes HIV/AIDS

Kompas.com - 26/06/2014, 12:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Banyak hal positif yang bisa dilakukan anak muda untuk memperingati ulang tahun organisasinya. Seperti yang dilakukan anggota karang taruna Karadenan, Kelurahan Temenggungan, Kabupaten Banyuwangi.

Puluhan anggotanya yang masih berusia belasan tahun rela mengikuti voluntary counseling test (VCT). Menurut Sumarsono, salah satu pengurus karang taruna itu, Kamis (26/6/2014), kegiatan tes VCT untuk anggota karang taruna dilakukan demi memastikan kesehatan di kalangan remaja dan terutama untuk HIV/AIDS.

"Remaja selalu diidentikkan dengan senang-senang, suka main. Apalagi angka remaja penderita HIV/AIDS cukup tinggi. Kami ingin membuktikan jika kami sehat. Zero HIV/AIDS untuk wilayah Kelurahan Temenggungan, dan tentu juga seluruh remaja di Banyuwangi. Karena itu kami melakukan tes VCT," kata dia.

Bukan hanya itu, Sumarsono menjelaskan, remaja juga diajak berdiskusi terkait kesehatan reproduksi dan penularan HIV/AIDS yang selama ini dianggap sebagai penyakit kutukan. "Ada konselor dari pihak kesehatan yang memberikan penjelasan tentang pentingnya tes HIV/AIDS. Paling tidak ini langkah sederhana yang bisa dilakukan kami anak-anak muda untuk melindungi diri dari bahaya HIV/AIDS," kata dia.

Sementara itu, dokter Dwi Yani, Kepala Puskesmas Singotrunan yang mendampingi pemeriksaan, mengaku terkejut saat mendapatkan kabar puluhan remaja akan melakukan tes VCT secara bersamaan.

"Saya sangat mengapresiasi keinginan mereka. Banyak yang usianya dewasa harus dirayu-rayu untuk melakukan tes VCT. Ini anak-anak muda yang usianya masih belasan malah mau tes VCT," kata Dwi.

"Kami juga menjelaskan tentang penularan HIV/AIDS salah satunya dari hubungan seksual yang tidak sehat. Karena free sex memang banyak dilakukan oleh remaja. Termasuk juga pengguna jarum suntik yang menjadi media penyebaran HIV AIDS. Jadi kami memberikan pemahaman tersebut kepada mereka," ungkap Dwi.

Ketika ditanya apakah kesulitan melakukan konseling dan tes VCT kepada remaja, dokter Dwi menanggapinya sambil tersenyum. "Saat ambil darah banyak yang nangis dan takut. Belum lagi saat menjelaskan tentang penularan lewat hubungan seksual. Ada yang malu-malu ada juga yang tanya-tanya. Ya namanya juga anak-anak. Kita wajib memberikan informasi yang benar serta mengarahkannya," jawabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com