Uang itu dicairkannya di Kantor Koramil Sawahan, Kota Surabaya, Kamis (19/6/2014) siang. "Untuk bangun warung kopi di kampung di Bondowoso. Alhamdulillah, dapat modal," ujarnya singkat saat ditemui Kompas.com.
Perempuan mengaku berumur 47 itu, sudah enam tahun menyewa wisma dan berprofesi sebagai mucikari di Jalan Jarak, --arah masuk lokalisasi Gang Dolly. Ia mengaku harus membayar biaya sewa senilai Rp 11 juta per tahun.
"Lumayan mahal. Tapi lebih mahal di Gang Dolly. Di Jarak murah sewa wismanya," kata mucikari yang mengaku mengasuh lima PSK. Mistin pulang ke kampung halamannya bersama suami dan satu anak.
"Biar kerja di rumah saja. Uang itu cukup untuk membangun warung kopi sederhana di desa," ujar dia.
Ditanya mengapa bekerja di Jarak, Mistin enggan menjelaskannya. "Takut dibaca keluarga saya di kampung. Karena saya alasan kerja di Jakarta," akunya lagi.
Sementara seorang mucikari lainnya menolak diwawancarainya. Setelah menerima uang kompensasi di Koramil dia langsung pulang. "Wes, saya tak mau diwawancarai. Mau pulang," kata wanita itu sambil menutup wajahnya dengan kerudung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.