Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdialog dengan JK, Petani Tebu di Jember Menangis

Kompas.com - 17/06/2014, 21:22 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com — Ada yang menarik saat dialog antara calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) dengan petani tebu digelar di rumah Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil, di Kecamatan Tanggul, Jember, Jawa Timur, Selasa (17/6/2014).

Dalam dialog tersebut, salah seorang petani tebu, Rupi’ah, menangis saat menyampaikan aspirasinya kepada JK.

“Bapak, kami para petani sedang mengalami masa-masa sulit. Kami benar-benar terpuruk Pak dengan kebijakan pemerintah, berupa impor gula besar-besaran. Belum lagi rendemen tebu yang hanya 6,75 persen," ucapnya dengan terisak.

Dalam satu kali panen, dengan luas lahan 1,5 hektar, Rupi'ah mengaku hanya memperoleh Rp 20 juta. Sementara itu, sewa lahan mencapai Rp 17 juta per hektar. "Belum lagi biaya yang lain, Pak. Kami minta tolong, Pak, kalau Bapak terpilih nanti, atasi persoalan ini.” 

Rupi’ah juga mengadukan soal kelangkaan pupuk yang dialami petani sejak beberapa bulan terakhir. “Pupuk sudah lama hilang di sini Pak, padahal pupuk adalah makanan bagi tanaman. Tolong, Pak ini juga diatasi,” pintanya.

Petani tebu lainnya, Edi Sukamto, mengeluhkan soal kualitas bibit yang didapat petani. “Selama ini, kami sulit mendapatkan bibit yang berkualitas, Pak. Akhirnya seperti ini, produktivitasnya rendah. Saya berharap kalau Bapak terpilih bersama Pak Jokowi, semua pesoalan pertanian bisa tuntas,” harapnya.

Mendengar keluhan tersebut, JK berjanji jika ia bersama Jokowi terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada periode mendatang, maka persoalan tersebut akan segera dituntaskan.

“Kita akan tingkatkan perhatian kita bagi petani. Caranya dengan menggeser subsidi bagi orang yang punya mobil, bagi petani dan infrastruktur,” katanya.

Menurut dia, keluhan petani tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan tiga hal, di antaranya peningkatan produktivitas, pengaturan pemasaran dan tata niaga, serta revitalisasi pabrik gula.

“Untuk meningkatkan produktivitas, maka pemerintah harus menyediakan bibit yang berkualitas untuk diberikan kepada petani, kemudian penyediaan pupuk bagi petani, serta pengaturan irigasi. Sedangkan untuk manajemen pemasaran dan tata niaga, pemerintah harus membatasi kebijakan impor, atau jika perlu, menghentikan kebijakan impor,” urai JK.

Seusai melakukan dialog bersama petani tebu, JK juga melakukan penanaman secara simbolik dua bibit tebu bersama Ketua APTRI Arum Sabil. Setelah dari Jember, JK melanjutkan perjalanannya menuju Banyuwangi, serta ke Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com