Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Penyeberangan Ini Kerap Dihindari oleh Pejalan Kaki

Kompas.com - 26/05/2014, 16:40 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com - Sebuah jembatan penyeberangan di depan Pasar Babadan, Kabupaten Semarang, kerap dihindari oleh pejalan kaki. Konstruksi jembatan ini dinilai membahayakan para penggunanya.

Anak tangga jembatan ini dibuat sangat curam dengan sudut kemiringan hampir 75 derajat. Akibatnya, banyak pejalan kaki nekat memotong jalur meski lalu lintas cukup ramai.

"Orang tua kalau turun tidak dituntun, bisa-bisa jatuh terjerembab, Mas," kata Aji (50), salah satu juru parkir pasar Babadan, Senin (26/5/2014) siang.

Jembatan penyeberangan ini sebenarnya baru saja dioperasikan sepekan yang lalu setelah pada akhir September 2013 lalu, jembatan nyaris roboh gara-gara ditabrak truk tronton.

Dalam insiden itu, 1 orang tewas dan lebih dari 21 jam lamanya jalur utama Semarang-Solo macet total. Namun, alih-alih berubah lebih bagus, kondisi jembatan yang baru diperbaiki ini tak jauh berbeda.

"Yang paling susah itu orang-orang yang bawa barang Mas. Naiknya yang dari seberang sana cukup bahaya karena nanjak sekali," imbuh Aji.

Dari pengamatan Kompas.com, selain anak tangga yang curam, kondisi lantai jembatan juga sangat memprihatinkan. Material lantai yang terbuat dari baja banyak yang keropos dan berlubang sehingga sangat membahayakan keselamatan para penggunanya.

"Apalagi nanti seandainya depan (jalan raya) itu dicor, jalan yang tengah kan mau dipasang pagar, terpaksa (pejalan kaki) naik semua. Lha itu orang-orang yang bawa barang ke pasar susah," kata Aji.

Hal senada diungkap pasangan suami istri, Giarti (45) dan Giono (51), warga Beji, Ungaran Timur. Mereka yang baru turun dari angkutan umum dan hendak menyeberang ke Pasar Babadan itu terpaksa lewat jembatan karena takut memotong arus lalu lintas yang ramai.

Akan tetapi, mereka mengaku malah merasa kerepotan setelah naik turun jembatan tersebut.

"Baru sekali ini saya lewat, rekoso (susah) banget. Kasihan suami saya bawa barang banyak," tutur Giarti dengan nafas terengah-engah.

Tak hanya tangga yang curam itu, para pejalan kaki juga harus ekstra hati-hati berpegangan tangan pada pagar jembatan. Selain bahannya yang karatan, besar kolom besi yang menjadi pegangan pagar itu ukurannya sangat besar sehingga sulit digenggam.

"Pegangannya terlalu besar dan karatan malah," kata Dwi Lestari (17), siswa SMA 1 Bergas yang mengaku kerap melewati jembatan itu sejak dibuka sepekan yang lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com