Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Tito Karnavian mengakui walau potensi konflik jauh lebih kecil dibanding pemilihan legislatif lalu, sejumlah kelompok yang berseberangan dengan ideologi NKRI diduga berusaha memanfaatkan momentum pemilihan presiden untuk menunjukkan eksistensinya.
Bentuk gangguan keamanan dari kelompok-kelompok berseberangan tersebut, menurut Tito seperti aksi kekerasan dengan melakukan penembakan ataupun dengan melakukan aksi boikot.
“Daerah rawan yang mungkin terjadi penembakan oleh kelompok sipil bersenjata seperti di perbatasan Papua Niugini di Skouw-Wutung, di Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Lani Jaya, Kepulauan Yapen dan Kabupaten Paniai. Sementara untuk aksi boikot oleh kelompok yang lebih moderat seperti di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Jayawijaya, Mimika dan Kabupaten Nabire di Provinsi Papua, sementara untuk Provinsi Papua Barat di Sorong, Manokwari dan Kabupaten Fak-Fak,” ungkap Tito di Jayapura, Kamis (22/5/2014).
Untuk mengantisipasi gangguan keamanan tersebut, menurut Tito, Polda Papua kemungkinan akan mendapat bantuan personel dari Brimob Polri serta personel TNI di Papua.
Meskipun demikian Tito tetap yakin pelaksanaan rangkaian pemilihan presiden di Provinsi Papua dan Papua Barat dapat berlangsung aman.
“Kelompok ini sangat kecil, sementara sebagian besar warga cukup antusias dengan pelaksanaan pemilihan presiden. Mereka tidak lagi mempermasalahkan ideologi, dan lebih mengutamakan pembangunan,” ungkap Tito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.