"Mendata nama anak-anak adalah proses simbolis atas keberaniannya, atas korban-korban," kata Reza kepada Kompas.com, Kamis (8/5/2014).
Reza menambahkan, setiap pelaku kekerasan seksual cenderung mendokumentasikan perilakunya tersebut. Salah satunya adalah cara yang dilakukan Emon, yaitu mencatat nama-nama korban dalam buku hariannya.
Perilaku menyodomi yang dilakukan Emon, menurut Reza, memang perilaku seksual. Akan tetapi, lanjut dia, tidak semua perilaku seksual dilatarbelakangi motif seksual.
"Si Emon ini pernah dijadikan obyek kekerasan seksual waktu kecil, maka bisa dipastikan ada amarah, dendam, sakit hati, dan seterusnya dalam diri si Emon. Nah, perasaan serba inferior inilah yang dikompensasikan dengan perilaku yang bisa menegaskan si Emon bahwa dia ternyata bisa mengambil alih posisi superior. Caranya, ya dengan menyodomi," tutur Reza.
Sebelumnya diberitakan, Emon diduga telah menyodomi ratusan anak di Sukabumi. Perilaku ini telah ia lakukan sejak duduk di bangku SMP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.