Selamatkan Jalur Evakuasi, Warga Merapi Pasang Portal

Portal setinggi 220 sentimeter dan lebar 4 meter itu dipasang tepat di pertigaan jalan menuju ke sabo dam oprit (jembatan sekaligus penahan banjir lahar dingin) di Desa Sengi, Kamis (8/5/2014).

Kepala Desa Sengi, Nur Iksan, mengatakan bahwa kondisi jalur evakuasi, termasuk jembatan dan sabo dam oprit, di wilayah itu cukup mengkhawatirkan. Ada beberapa titik yang sudah retak-retak. Padahal, jalur itu merupakan akses utama evakuasi warga jika terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, selain sebagai satu-satunya akses penghubung dengan desa lainnya.

"Kondisinya (jalur evakuasi) sudah rusak. Karena itu, portal ini kami pasang agar truk penambang galian C (pasir dan batu) tidak bisa lewat. Setidaknya agar kerusakan tidak semakin parah,” kata Nur.

Pemasangan portal itu, lanjut Nur, sudah disosialisasikan kepada warga setempat, termasuk sosialisasi terkait peraturan setelah pemasangan portal.

Nur berujar, sementara ini portal baru dipasang di satu lokasi. Ke depan, Pemkab Magelang melalui DPU ESDM dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO rencananya juga akan melakukan hal serupa di beberapa lokasi.

“Kami berharap dengan pemasagan portal, jalur evakuasi yang sebelumnya kerap dilewati truk penambang akan lebih baik. Mengingat status vulkanis Merapi sudah naik menjadi waspada level II," tutur Nur.

Kendati demikian, portal dapat dibuka sewaktu-waktu jika warga yang meminta asalkan untuk kepentingan masyarakat luas.

Sementara itu, Camat Dukun, Siti Zumaroh, mengapresiasi langkah warga untuk memasang portal demi menyelamatkan jalur evakuasi. Sebab, jika sewaktu-waktu Gunung Merapi erupsi, jalur ini digunakan oleh ribuan warga dari beberapa desa sekitarnya, di antaranya Desa Sengi, Sewukan, Mangunsuko, Paten, dan Krinjing di Kabupaten Magelang. Satu lagi Desa Tlogolele di Kabupaten Boyolali juga menggunakan jalur ini.

"Mengingat pentingnya jalur ini untuk antisipasi bencana erupsi Merapi, kami sangat mendukung untuk dipasang portal," tegas Siti.