Herawati yang ikut dalam perjalanan itu menjawab lugas saat ditanya di ruangan mana mereka kerap menghabiskan waktu berpacaran.
"Rahasia dong di sebelah mana waktu saya pacaran saat itu," kata Herawati.
Sementara itu, Boediono yang ditanyai di ruangan mana dia biasanya "ngapel" Herawati malah tertawa.
"Bu, dulu aku ngapel di sebelah mana ya?" kata Boediono lalu disambut tawa para jurnalis dan rombongan yang hadir.
Boediono mengatakan Blitar dulu adalah kota kecil. Aktivitas warga yang satu biasanya selalu diketahui oleh warga yang lain.
"Jadi kalau saya pacaran semua orang pada tahu," tuturnya kemudian.
Meski kunjungan itu hanya berlangsung sekitar 15 menit itu, Boediono dan Herawati tampak menikmati waktu bernostalgia mereka dengan masuk ke dalam rumah dan keluar masuk kamar serta beberapa ruangan.
"Dulu di sini ada pompa dan tangki air. Tapi sekarang sudah dicuri orang," kata Herawati saat meninjau sumur yang terletak di sisi rumah.
Herawati mengatakan rumah tua yang dicat putih itu adalah rumah orangtuanya saat sudah pensiun dari pegawai negeri. Dia juga menuturkan bahwa dulu di halaman rumahnya ada pohon rambutan, alpukat dan kelengkeng tetapi sekarang sudah ditebang.
Saat ditanya mau diapakan rumah itu, Herawati berkelakar.
"Akan saya jadikan sarang burung walet saja," kata Herawati membuat orang di sekelilingnya.
Setelah dia berkata begitu, seekor burung walet tampak terbang masuk ke dalam rumah dan melintas di atas kepala Boediono dan Herawati.
Dibanding dengan tetangganya yang rumahnya tampak modern, rumah orang tua Herawati paling sederhana. Rumah itu masih dalam bentuk asli dan tampak seperti rumah zaman dahulu. Di ruang tamu tak ada perabotan. Hanya ada foto ibu mertua Boediono yang ditempel di dinding ruangan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.