Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Suara Siluman, PDI-P Desak KPU Surabaya Hitung Ulang Hasil Pileg

Kompas.com - 24/04/2014, 13:31 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - PDI-P mendesak KPU Surabaya menghitung ulang hasil perolehan suara pemilu legislatif. Partai berlambang kepala banteng ini menemukan banyak suara siluman dan manipulasi perolehan suara sehingga kursi yang didapat PDI-P tidak sesuai dengan dukungan suara yang diperoleh. Menurut Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana, dari rekap ulang formulir C1 yang dipegangnya setidaknya ada 4-5 kursi PDI-P yang hilang.

"Model kecurangan tidak hanya mengurangi suara, namun juga menambah suara yang berdampak pada jumlah Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) ," kata Wakil Walikota Surabaya ini, Rabu (24/4/2014).

Dia mencontohkan, untuk Dapil I Kota Surabaya, versi KPU, total suara sah sebanyak 243.760, dengan BPP sebesar 22.160. Suara PDIP sebanyak 84.613 dan meraih 3,8 kursi yang kemudian bulat menjadi empat setelah ada sisa suara. Versi PDI-P berbeda, suara sahnya berdasarkan formulir C1 adalah 205.411, sehingg BPP sebanyak 18.674.

"Ada tambahan suara sah yang tidak jelas sekitar 40 ribu," ujarnya.

Perolehan suara caleg PDI-P unggul dari partai lain. Mulai dari suara untuk tingkat DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota Surabaya. Data KPU Surabaya, di tingkat DPR RI mencapai 363.208 suara, DPRD Provinsi Jatim 356.939 suara, dan untuk suara DPRD Kota Surabaya, PDI-P juga unggul dengan perolehan suara 346.287. Komisioner KPU Surabaya Edward Dewaruci membantah terjadi manipulasi data dan jumlah suara.

"Perintah penghitungan ulang hanya dari yang berwenang, dalam hal ini Mahkamah Konstitusi. Karena itu PDI-P diminta melaporkan dugaan itu ke MK," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com