Mulyoto dibantu rekannya, melumuri seluruh tubuhnya dengan lumpur dan membawa satu poster bertuliskan "Selamatkan Bumi untuk Anak Cucu".
Di bawah teriknya matahari, tubuh Mulyoto terus dilumuri lumpur. Lumpur dipilih sebagai simbol alam juga bisa murka apabila terus menerus dieksploitasi oleh manusia.
"Eksploitasi alam terus menerus, tidak mustahil bencana alam akan terjadi. Banjir, longsor, dan mungkin saja banjir lumpur Lapindo akan meluas dan meluas, sehingga manusia akan menjadi monster lumpur, berlumpur lumpur," katanya kepada wartawan.
Mulyoto berdiri dan sambil berorasi yang berisi mengajak pengguna jalan untuk lebih memperhatikan alam sekitar.
"Kita harus ingat akan anak cucu kita. Apabila terus dikuras, sama saja kita merampas hak anak cucu kita untuk menikmati, jangan sampai kita menjadi monster lumpur," serunya.
Aksi tersebut mendapat perhatian pengguna jalan dan warga sekitar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.