“Kepada para caleg, saya meminta agar tidak emosional jika tak terpilih. Rakyat sudah melakukan pemilihan sesuai hati nurani dan pilihannya masing-masing. Mungkin para parpol sudah melakukan penghitungan perolehan suaranya. Tapi KPU nanti akan menghitung hasil perolehan suara,” kata Rukmini dalam jumpa pers pertama dengan wartawan sejak dilantik Januari lalu, Kamis (10/4/2014).
Dia menambahkan, menjaga suasana kondusif di Kota Probolinggo tentu melibatkan semua pihak. Partai politik dan para caleg yang memiliki pendukung turut berperan dalam menjaga ketentraman masyarakat. Oleh karena itu, ketenteraman dan keamanan masyarakat harus dijunjung tinggi di tahun Pemilu ini.
Rukmini yang berpasangan dengan H. Suhadak dalam Pilwali Kota (Pilwalkot) Probolinggo tahun lalu masih ingat betul tentang kejadian pasca-pemilihan walikota tersebut. Sehari setelah pencoblosan, terjadi kerusuhan di Mayangan. Saat itu, kantor kelurahan dirusak, mobil KPU dan polisi juga dibakar. Rukmini tak ingin hal itu kembali terjadi di Kota Probolinggo.
“Semoga kejadian itu tidak terulang lagi. Pemilu adalah momen bagi rakyat untuk menentukan pilihannya dalam pesta demokrasi. Hasil dari Pemilu hendaknya disikapi dengan bijak dan proporsional. Kota Probolinggo harus dipertahankan sebagai daerah yang demokratis,” imbuhnya.
Di Kota Probolinggo sendiri, para caleg memperebutkan sebanyak 30 kursi DPRD. Jumlah kursi tersebut sama dengan Pileg 2009 lalu, setelah menghitung jumlah penduduk di kisaran 215.000 warga. Adapun DPT dalam Pemilu sebanyak 163.418 dengan TPS sebanyak 443.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.