Dituduh Bagi-bagi Suara, Kakak Gubernur Diperiksa Bawaslu

Turut diperiksa Rismawati Kadir Nyampa (Golkar), Abdul Jabbar Hijaz (Golkar), dan Asrul Makkaraus Sujiman (PPP). Sementar itu, Rahman Syah (Golkar), Mapparessa Tutu (Golkar), dan Usman Lonta (PAN) belum memenuhi panggilan Bawaslu.

"Sebagian sementara diperiksa untuk dimintai keterangannya sekaitan laporan persekongkolan bagi-bagi suara. Saya belum tahu persis kasusnya, nantilah dilihat jika sudah diperiksa semua. Dari pemeriksaan itu, barulah bisa diketahui pelanggarannya di mana. Saya juga belum tahu maksud dari kesepakatan bagi-bagi suara itu. Kalau yang lainnya belum datang, kita akan tunggu hingga malam," kata anggota Bawaslu Sulsel Azry Yusuf.

Sementara itu, Tenri Olle Yasin Limpo yang dikonfirmasi seusai pemeriksaan mengaku tidak ada niat lain dalam kesepakatan yang dibuat. Tujuan dari kesepakatan itu hanya untuk memenuhi target suara.

"Semua caleg kan tujuannya pencapaian target suara. Sama yang kami lakukan ini, hanya untuk mencapai target saja. Tidak ada niatan lain," akunya.

Pemanggilan ini menyusul adanya laporan caleg dari PKB, Andi Abdul Hakim yang menyebut ketujuhnya melakukan permufakatan jahat atau bersekongkol bagi-bagi jatah suara.

Persekongkolan itu diketahui dari selebaran yang ditemukan di masyarakat di Kabupaten Gowa. Pada kop selebaran itu tertulis "Target Suara". Lalu isinya tertera tujuh nama caleg dengan peringkat target perolehan suara berikut jumlah target suara yakni lima orang dari Partai Golkar, satu orang dari PAN, dan satu dari PPP.

Dalam selebaran yang juga dibubuhi tanda tangan caleg-caleg tersebut yakni dari Partai Golkar, masing-masing Tenri Olle Yasin Limpo sebanyak 72.455 suara, Rahmansyah sebanyak 43.222 suara, Mapparessa Tutu sebanyak 37.972 suara, Abdul Djabbar Hijaz sebanyak 41.086, dan Rismawati Kadir Nyampa sebanyak 36.189 suara.

Lalu dua lainnya Usman Lonta dari Partai Amanat Nasional (PAN) sebanyak 25.471 suara dan Asrul Askaraus Sujiman dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 25.646 suara.