Saat ini polisi masih terus memburu dua orang yang diduga menjadi dalang penyerangan. Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Pol Dwi Priyatno, usai melihat pemeriksaan tersangka di Mapolres Semarang, Minggu (17/3/2014) petang kemarin mengungkapkan, salah satu aktor intelektual insiden tersebut adakah seorang pria berinisial "R".
“11 sudah ditetapkan tersangka dan akan bertambah dengan dua orang yang menggerakkan, salah satunya berinisial R,” kata Kapolda.
Menurut Kapolda, polisi tidak akan tebang pilih didalam upaya penegakan hukum terhadap aksi anarkistis yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat. Termasuk dua otak kerusuhan yang disinyalisasi dari kalangan ulama.
“Kita tidak tahu (melihat) apakah ulama atau ustad, yang jelas pegang nama. Yang bersangkutan akan kami tangkap,” tegasnya.
Mengenai motif perusakan, penyidik Polres Semarang masih melakukan pendalaman. Namun yang jelas aksi brutal itu sudah direncanakan. “Motifnya masih simpang siur. Yang jelas ada rencana perusakan, kemungkinan latar belakang ekonomi,” imbuh Kapolda.
Sebuah sumber mengungkapkan, pergerakan massa GPK dari Temanggung menuju Bandungan sebenarnya deteksi oleh polisi sekitar satu jam sebelumnya. Sejumlah polisi yang mendapat perintah pengamanan di Bandungan terkait pawai kampanye juga tak bisa berbuat banyak saat massa GPK melakukan penyerangan hotel.
Peristiwa penyerangan hotel ini terjadi saat Polisi tengah berkonsentrasi terhadap dua event besar lainnya di Kabupaten Semarang, yakni Pawai Kampanye Damai Partai Politik dan Kirab Budaya hari jadi ke 493 Kabupaten Semarang. Sehingga permintaan bantuan personil pada akhirnya juga terlambat.
“Jumlah kami tidak imbang. Mereka ratusan sedangkan kami hanya tiga. Upaya pencegahan sudah kami lakukan tapi mereka melawan, bahkan kami didorong agar menjauh. Tindakan tegas (tembak di tempat) juga tidak memungkinkan karena amunisi kita juga kalah banyak," ujar sumber itu.
Menanggapi hal itu, Kapolres Semarang AKBP Augustinus Berlianto Pangaraibuan tidak menampik jika pihaknya kecolongan. “Kejadian itu di luar dugaan, karena sebenarnya kita sudah melakukan pengawalan terhadap konvoi massa yang akan melakukan kegiatan di Banyubiru. Kejadiannya juga berlangsung sangat singkat. (Saat kejadian) kami masih mengikuti pawai kampanye damai dan langsung meluncur ke lokasi,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.