"Kabut asap ini sudah begitu mengganggu di jalan," kata Tanu (27), salah seorang pengguna jalan, Sabtu (1/3/2014). “Ini bencana, dan harus segera (ditangani), atau perlu ada korban baru ditangani?” kata Tanu lagi.
Kepala BMKG Kelas 3 Gunung Sitoli, Gandaman Matondang menjelaskan, berdasarkan hasil pantauan satelit terra dan aqua, tidak terdapat titik panas di Kepulauan Nias. Dengan demikian diyakini, kabut asap itu merupakan asap kiriman dari Pekanbaru, Riau.
Gandaman menambahkan, dampak kabut asap semakin parah dirasakan, akibat kecepatan angin di kisaran 10 knot dari arah timur laut hingga tenggara mengarah ke Nias.
Menurut Gandaman, secara umum kabut asal dari kebakaran di Riau memang sudah mengkhawatirkan. Jarak pandang kini hanya 800 meter.
BMKG, kata Gandaman, telah meneruskan pesan ini kepada seluruh kepala daerah yang ada di Kepulauan Nias. Diharapkan pemerintah daerah setempat dapat memberikan peringatan dini kepada warganya, terkait kondisi asap tersebut.
Selain itu, di arah timur laut di Kota Gununugsitoli ketebalan kabut asap pun mengganggu aktivitas nelayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.