Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Siswa di Desa Terpencil, Yusran Menembus Medan Sulit

Kompas.com - 08/02/2014, 20:09 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Yusran, pemuda asal Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, secara suka rela mengajar anak-anak desa terpencil yang sulit mengakses sarana pendidikan.

Guru honorer di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Dakwah Wal Irsyad (MI DDI) di Binuang, Polewali Mandar sejak 2007 lalu ini rela berjalan kaki dari gunung ke gunung dan melintasi sungai serta hutan belantara demi memberi les privat bagi siswa mereka yang tidak datang ke sekolah karena hambatan alam seperti hujan atau longsor.

Di musim hujan, medan yang berbukit dan terjal itu menjadi licin sehingga anak-anak itu tidak berani ke sekolah. Selain itu, jarak antara rumah dengan sekolah bisa berkilo-kilometer jauhnya. Mereka bisa saja tidak ke sekolah selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Maklum, medan yang terjal, berbukit dan licin dari rumah ke sekolah membuat tak semua siswa di desa ini berani datang ke sekolah saat musim hujan, terutama mereka yang tinggal berkilo-kilometer dari sekolah mereka.

Agar pendidikan yang bersifat mobile ini berjalan efektif, siswa satu dusun dikumpulkan di salah satu rumah penduduk yang mudah mereka jangkau. Di tempat itulah Yusran mengajarkan mata pelajaran apa saja.

"Saya tidak mau mereka tertinggal pelajaran gara-gara tidak bisa berangkat ke sekolah," tutur Yusran.

Semua ini dilakukan Yusran tanpa imbalan sepersen pun dari siswa maupun orangtua mereka. Berbekal selembar papan tulis dan kapur tulis yang setia menemaninya, Yusran tak mengenal lelah menebar ilmu dan pengetahuan bagi siswa-siswa yang berasal dari desa terpencil.

Menurut Yusran, ketika hari cerah, anak-anak itu tetap harus berjuang keras untuk bisa sampai ke sekolah. "Jarak dari rumah ke sekolah itu sangat jauh. Mereka berangkat sebelum matahari terbit supaya tidak terlambat. Mereka membawa obor karena hari masih gelap saat mereka berangkat. Biasanya mereka berangkat bersama-sama," tutur Yusran tentang siswa-siswanya.

Siswa-siswa itu mengaku bersyukur memiliki guru seperti Yusran. "Saya kagum sama Pak Yusran," kata Masdar, siswa kelas V MI DDI Biru yang kerap mendapat pelajaran tambahan dari Yusran.

Bagi warga Desa Batetangnga, Yusron adalah dewa penolong. Mereka sangat berterima kasih pada Yusran karena mau memberi pelajaran tambahan dengan sukarela. "Kami bangga melihat ada pemuda seperti Yusran. Dia benar-benar tanpa pamrih membantu anak-anak kami agar bisa mendapat pendidikan," kata Arifuddin, tokoh Desa Batetangga.

KOMPAS.com/ Junaedi Anak-anak Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sering tidak bisa ke sekolah karena medan yang sulit terutama di musim hujan. Namun seorang guru mereka, Yusran, rela memberi pelajaran privat dengan menembus medan yang sulit itu.
Pendekatan personal

Pengabdian guru muda itu tidak hanya pada pelajaran anak-anak di desa tersebut. Yusran juga rutin membina mereka di berbagai kegiatan olahraga, terutama sepak bola dan bola voli. Beberapa anak binaannya bahkan memenangi berbagai kompetisi olahraga di tingkat kabupaten, bahkan provinsi.

Tidak hanya itu, Yusran juga kerap menjadi motivator bagi anak-anak desa yang putus sekolah. Tak jarang dengan pendekatan personal, anak-anak itu akhirnya mau kembali ke bangku sekolah. Untuk misi ini, dia bersilaturahim dengan orangtua anak-anak itu dan menyakinkan mereka agar anak-anak itu mau bersekolah lagi.

"Meyakinkan mereka untuk mendapatkan pendidikan bukan hal mudah. Ada banyak tantangannya. Medan yang sulit untuk menuju ke sekolah sering membuat anak-anak dan orangtua mereka merasa frustrasi," kata Yusran.

Melihat perjuangan dan dedikasi Yusran, Arifuddin berharap ada penghargaan dan dukungan khusus bagi pemuda-pemuda seperti itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com