Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Pakai Dukun Akan Tersingkir dengan Sendirinya

Kompas.com - 06/02/2014, 19:01 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com — Fenomena maraknya caleg mendatangi paranormal menjelang pemilihan legislatif pada 9 April 2014 mengundang komentar dari beberapa calon legislatif dan akademisi, bahkan pejabat.

Menurut sosiolog, Ahmad Romdhon, yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta, banyaknya calon legislatif yang mendatangi paranormal untuk mendongkrak suara adalah wujud dari transisi demokrasi rasional menuju demokrasi irasional.

“Ini adalah transisi, karena sejatinya demokrasi adalah rasional yang membuka para voters untuk memilih calon dengan melihat program-program yang ditawarkan. Sedangkan perilaku caleg yang mendatangi paranormal tidak memberikan kontribusi positif untuk demokrasi rasional,” katanya, Kamis (6/2/2014).

Ahmad membeberkan, demokrasi seharusnya berdiri di ranah politik rasional.

“Para caleg yang mempraktikkan perdukunan akan sendirinya tersisih karena mereka tidak akan bisa menyangga proses demokrasi yang dipenuhi dengan (hal) rasional, dan oleh karena itu mereka mengambil langkah yang irasional,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu paranormal di Solo mengaku sering didatangi oleh calon legislatif untuk didoakan agar menang dalam pileg. Beberapa caleg pun diminta melakukan ritual berpuasa tepat pada hari kelahirannya.

Mbah Bowo, panggilan praktisi supranatural asal Solo tersebut, mengaku mengenal beberapa pejabat baik di wilayah Solo dan sekitarnya atau di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com