Ditemui di aula Mapolda Papua, dalam Diskusi Panel kesiapan pelaksanaan dan pengamanan Pemilu 2014 di Provinsi Papua, Christian Zebua mengungkapkan, saat itu pasukan Yonif 751 Raider melakukan pengamanan di Kampung Yambi, tetapi diserang kelompok sipil bersenjata. Dalam kontak tembak, ungkap Zebua, seorang anggota kelompok bersenjata tewas tertembak dan sebuah senjata laras panjang dirampas.
“Kita juga bersedih dengan kejadian ini, namun harus kami lakukan karena kalau kami tidak lakukan, ia akan ganggu rakyat, prajurit, dan kepolisian,” ungkap Zebua.
Dijelaskan Zebua, tertembaknya Pratu Sugiarto, anggota Yonif 754 AVT, saat bersama rombongan hendak membantu pasukan Yonif 751 mengevakuasi korban kontak tembak, namun di tengah jalan diserang kelompok sipil bersenjata. “Itulah risiko seorang prajurit TNI, kita sangat berduka dengan kejadian ini,” jelas Zebua.
Menurut Zebua, kondisi Kabupaten Puncak Jaya pascakontak tembak sudah kembali normal, sementara jenazah Pratu Sugiarto setelah dibawa ke RSUD Puncak Jaya langsung dipindahkan ke Jayapura dan dikirim ke Makassar.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kol Inf Lismer Lumbaan Siantar mengatakan, total korban tewas dalam kontak tembak di Kampung Yambi sebanyak 3 orang dari kelompok sipil bersenjata dan seorang prajurit TNI. Dijelaskan Lismer, penemuan dua orang korban lainnya terjadi setelah personel TNI melakukan penyisiran di lokasi kontak tembak.
Sementara itu, senjata laras panjang jenis SS-1 yang diamankan, setelah diidentifikasi, ternyata milik prajurit Yonif 753 AVT yang dirampas di Toko Tifa Jaya, Pasar Mulia, tahun 2012 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.