"Presiden ingin memastikan agar sistem telah berjalan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," ujar Agung Laksono saat memberikan pengarahan singkat ketika tiba di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
Menurut dia, kepastian penanganan dampak bencana itu penting karena itu merupakan tugas pemerintah dan negara Indonesia sering dilanda bencana. Ia menambahkan, bencana longsor dan banjir saat ini menempati urutan pertama dalam daftar kebencanaan Indonesia.
Bencana banjir dan tanah longsor di Sulut yang telah menelan korban 18 jiwa tersebut juga menimbulkan keprihatinan presiden. "Untuk itu Presiden menyampaikan pesan duka yang mendalam untuk keluarga korban," tambah Laksono.
Pemerintah pusat memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bencana yang telah menimpah wilayah Sulut. Untuk itu pemerintah pusat telah memberikan bantuan tanggap darurat, berupa perbekalan, makanan siap saji, tenda, serta keperluan anak sekolah.
Pada kesempatan itu pula, Agung Laksono menyerahkan 57 ton bahan pokok serta uang tunai Rp 700 juta.
Berdasarkan laporan Gubernur Sulut mengenai kerugian dan penyebab banjir di Manado, pemerintah pusat meminta perlunya segera untuk meningkatkan kapasitas Danau Tondano.
"Normalisasi kehidupan sungai juga perlu dilakukan agar bisa menampung debit air yang lebih besar," tambah Agung Laksono.
Gubernur Sulut, SH Sarundajang, mengatakan penyebab banjir besar di Manado karena Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano dan DAS Sawangan serta tujuh sungai yang mengalir di Manado meluap.
Kerugian sementara akibat bencana banjir bandang dan longsor di Sulut mencapai Rp 1,8 triliun dan 80.000 jiwa terdampak bencana. Pemerintah daerah telah menetapkan status darurat bencana selama 14 hari.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.