Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Seychelles Ingin Berinvestasi di Kepulauan Nias

Kompas.com - 24/12/2013, 18:45 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis


KOTA GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com
- Duta Besar Negara Seychelles berkunjung ke Kepulauan Nias selama 3 hari, Selasa (24/12/2013) sekitar pukul 11.00 WIB.

Rombongan Dubes Seychelles tiba di bandara Binaka dan disambut unsur Muspida plus, di antaranya Wali Kota Gunungsitoli Martinus Lase, Kapolres Nias AKBP J Permadi Wibowo, Dandim 0213 Nias Letkol Inf Rekso Sukomo, Wakil Wali Kota Gunungsitoli, Aroni Zendrato, Sekda Nias Utara HS Hulu dan beberapa SKPD Kepulauan Nias.

Duta Besar Negara Seychelles, Nico Barito yang datang bersama satu orang stafnya berkunjung ke Kepulauan Nias untuk menindaklanjuti kerja sama bidang ekonomi dengan pemerintah kabupaten dan kota yang ada di Kepulauan Nias. Setiba di Kota Gunungsitoli, Nico langsung berkunjung ke Museum Pusaka Nias.

Setelah melihat situs-situs peninggalan budaya Nias di museum, Nico selanjutnya menuju salah satu pusat jajanan Kaliki untuk makan siang bersama. Di Kaliki, Dubes Nico disambut dengan pemberian rompi ciri khas Nias oleh Sekda Kabupaten Nias Utara, HS Hulu. Nico Barito yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini menyatakan mohon maaf atas kedatangannya karena mendadak, sehingga mengganggu aktivitas pemerintah.

“Saya sengaja datang pada jelang hari Natal, karena para bupati dan wali kota pasti ada di Nias,” ujar Nico kepada Kompas.com.

Nico menjelaskan bahwa kedatangannya ke Kepulauan Nias dalam menindaklanjuti nota kesepakatan investasi pengolahan minyak sawit (CPO) yang telah ditandatangani pada pelaksanaan Lake Toba Summit tahun 2005 silam. Acara itu dihadiri sekitar 300 gubernur sedunia dan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Nico menjelaskan, kunjungannya ke Nias bukan yang kali pertama. Pada tahun 2005 silam, dia pernah berkunjung ke daerah pasca-gempa. Saat itu, Nico bekerja di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Nico Barito menceritakan, Seychelles adalah salah satu negara kepulauan yang ada di Benua Afrika Selatan. Lokasinya terletak di timur laut Madagaskar dan sekitar 1.600 km (994 mil) timur Kenya. Jumlah pulau di Seychelles terkenal sebanyak 115 pulau, tetapi menurut Konstitusi Republik Seychelles, jumlah pulau yang terdaftar sebanyak 155.

Penduduk Seychelles berpenghasilan dari perkebunan, vanili, kopra, dan kayu manis. Di tahun 1960-an, sebanyak 33 persen penduduk Seychelles bekerja di sektor perkebunan, sedangkan 20 persen lagi bekerja di sektor swasta atau pemerintah.

"Pada tahun 1971 sejak dibukanya Bandara Internasional Seychelles, industri turisme menjadi tumbuhan cepat. Pemasukan Seychelles dari pariwisata terus bertambah besar sampai menggeser sektor perkebunan," jelas Nico.

Menurutnya, Pemerintah semasa Presiden James Michel sangat memberikan perhatian serius terhadap sektor perikanan. Indeks Pembangunan Manusia Seychelles menjadi tertinggi di seluruh Afrika, sedangkan pendapatan per kapita, tertinggi ke-2 setelah Libya. Penduduk Seychelles merupakan campuran Afrika Timur (mayoritas), Perancis, India, China, Malagasi, dan Arab. Mayoritas rakyat Seychelles beragama Katholik Roma, Protestan menjadi nomor dua, lainnya adalah Hindu (2,4%), serta Islam (1%).

Menurut rencana, Nico bersama rombongan menuju Tureloto di Nias Utara, dan besok akan berkunjung ke Nias Selatan dan Nias Barat. Setelah itu, dia akan kembali ke Gunungsitoli, lalu balik lagi ke Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com