Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Rumah Masyarakat Adat di Taman Nasional Dibakar

Kompas.com - 22/12/2013, 15:55 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak empat rumah milik masyarakat Suku Semende, Dusun Lama, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu, yang tinggal di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dibakar petugas gabungan.

"Iya sudah ada empat rumah warga dibakar, sementara kami diundang dialog dengan petugas," kata warga setempat, Midi, Minggu (22/12/2013).

Petugas gabungan itu berjumlah 181 personel terdiri atas jajaran Polres Kaur, Satpol pp, Polisi hutan, dan pihak TNBBS.

Midi menceritakan kemarin petugas telah membakar dua talang (kebun), enam pondok dibakar milik warga namun bukan milik masyarakat adat setempat, namun hari ini pembakaran dilakukan tepat di wilayah masyarakat adat, Talang Cemara.

Awalnya, menurut Midi, petugas mengundang masyarakat adat untuk berdialog di sebuah tempat yang jauh dari permukiman warga, namun pada saat dialog digelar mendadak asap membumbung tinggi dari pemukiman warga ternyata petugas diam-diam membakar permukiman pada saat mereka sedang berdialog.

Kondisi ini memicu ketegangan warga sehingga terjadi bentrok antara petugas dan warga, petugas menodongkan senjata kepada wara tersebut.

Sementara itu, Kepala Balai TNBBS Jhon Kennedy ketika dihubungi membantah pihaknya melakukan pembakaran di wilayah itu. "Kami melakukan pendekatan persuasif tidak ada pembakaran itu, anda bisa lihat aja sendiri," kata Jhon Kennedy.

Petugas lapangan TNBBS menyebutkan tidak benar ada masyarakat adat di wilayah itu karena sebagian besar berasal dari Jawa Barat. "Masyarakat adat tidak ada karena perambah itu berasal dari Jawa dan mereka telah kita suruh pindah," ujar Aji salah seorang petugas dari TNBBS.

Midi menceritakan mereka bukanlah perambah seperti yang dituduhkan petugas, mereka adalah masyarakat asli wilayah tersebut.

Ia menceritakan, sejarah Suku Semendo menempati wilayah itu. Dia mengakatakan wilayah mereka itu dinamakan Dusun Lamo sejak 1819 lalu. Pada tahun 1943 puluhan masyarakat adat tersebut terpaksa pindah karena terkena wabah penyakit menular.

Masyarakat Semendo pun menyebar ke banyak tempat, sampai pada tahun 1997 keturunan masyarakat Suku Semendo kembali ke wilayah itu. Namun, masalah muncul karena tahun 1982 pemerintah menetapkan wilayah tinggal masyarakat itu sebagai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Sementara itu Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, membenarkan bahwa dari beberapa tlang (perkebunan) warga itu terdapat satu talang, tepatnya di Talang Cemara adalah masyarakat adat suku Semende asli wilayah itu yang menempati lokasi sejak tahun 1819.

"Mereka telah lama menempati wilayah itu namun karena terkena wabah penyakit mereka turun, lalu naik lagi, namun pada saat mereka kembali ke lokasi tersebut pemerintah telah menetapkan wilayah itu sebagai taman nasional," kata pengurus AMAN Bengkulu, Defri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com