Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Siswa Madrasah Bengkulu Adukan Kepala Sekolah ke Polisi

Kompas.com - 16/11/2013, 11:24 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.COM — Sekitar 20 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Model, Provinsi Bengkulu, melaporkan kepala sekolah mereka, Miswati, ke polisi resor (polres) setempat, Sabtu (16/11/2013). Menurut mereka, sang kepala sekolah terlalu membebani mereka dengan berbagai macam pungutan.

Setelah berkumpul di lapangan sekolah, para siswa itu lalu secara bersama-sama mendatangi Polres Bengkulu untuk melaporkan kepala sekolah mereka sendiri terkait sangkaan ketidakberesan di sekolah mereka. "Kami melaporkan kepala sekolah kami karena tidak transparan dalam mengelola keuangan sekolah serta banyaknya beban biaya yang harus kami bayarkan," kata salah seorang siswa pelapor, Reka Amelia.

Sejumlah siswa tampak dimintai keterangan oleh anggota Kepolisian Resor Bengkulu.

Laporan para siswa MAN I Model itu berawal dari banyaknya uang pungutan yang dikenakan sekolah. Pungutan itu berupa uang komite sekolah yang besarannya berbeda-beda setiap kelas. Kelas XI reguler dibebani Rp 150.000 per bulan, kelas Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) Rp 250.000 per bulan, dan kelas XII reguler Rp 750.000 per bulan.

Selain itu ada iuran tahunan untuk kegiatan semacam study tour sebesar Rp 50.000, iuran jaringan internet sebesar Rp 240.000 per orang per tahun, iuran e-learning dan perawatan website Rp 50.000 per tahun, dan biaya cetak kartu pelajar selama tiga tahun sebesar Rp 15.000 per orang. Pungutan masih berlanjut dengan jasa kebersihan lingkungan per tahun sebesar Rp 30.000.

Pada saat masuk tahun ajaran baru 2012/2013, per siswa dikenai biaya Rp 8 juta, termasuk biaya les sebesar Rp 900.000 per lima bulan.

Reka Amelia, siswi kelas XII, menyatakan, meski biaya tersebut telah dibayar, fasilitas sekolah tetap saja tidak memadai. Internet, kata dia, tak bisa dinikmati, situs web juga tidak bisa dibuka. "Terus terang ini sangat memberatkan, kenapa banyak sekali pungutan? Sekolah lain tidak seperti ini," kata Reka.

Ketua Osis MAN I Model, Asmorojoyo, menyebutkan, untuk kegiatan, sekolah selalu beralasan tidak memiliki dana. "Kami pernah mengajukan kegiatan ke sekolah, tetapi ditolak dengan alasan tak punya dana. Akhirnya kami disuruh mencari dana sendiri ke luar sekolah. Kan aneh padahal iuran kami sudah banyak sekali," kata Asmorojoyo.

Kepala Sekolah MAN I Model Miswati di hadapan para siswa sebelum mereka ke kantor polisi menjelaskan, keputusan tersebut telah dirapatkan dengan pihak komite sekolah. "Itu kesepakatan bersama dengan komite sekolah, bukan saya pribadi. Lagian kalian juga banyak yang belum bayar jadi tidak usah demo-demo seperti ini," kata Miswati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com