Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan di Kebun Karet Singkawang

Kompas.com - 08/11/2013, 22:13 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis


SINGKAWANG, KOMPAS.com — Pembunuhan yang dilakukan tersangka Meldan alias Dengdeng (31) karena dipicu sakit hati. Tersangka tersinggung karena korban (Rabuli) sempat memaki dirinya sesaat sebelum tersangka menusukkan pisaunya ke tubuh korban.

Kepala Polres Singkawang, AKBP A Widhihandoko memaparkan kronologi pembunuhan di kebun karet tersebut. Secara garis besar, pembunuhan berawal ketika tersangka menggadaikan motor Honda Beat kepada korbannya seharga Rp 3,5 juta.

“Dari keterangan tersangka, Rabuli menerima gadai motor dari pelaku 3 juta. Beberapa hari kemudian, pelaku minta tambahan gadai sebesar 500 ribu. Hari demi hari, pelaku selalu minta tambahan uang, mulai dari satu juta, satu setengah juta dan seterusnya, hingga Rabuli mungkin merasa seperti ditipu. Akhirnya Rabuli berinisiatif untuk membeli motor tersebut seharga 8 juta, asalkan tersangka bisa menunjukan BPKB motor tersebut," papar Widhihandoko, Jumat (8/11/2013) malam.

Pada hari kejadian, pelaku yang sejak pagi menghubungi Rabuli, mengajak Rabuli untuk bertemu di tempatnya biasa berjualan buah dan berjanji akan memberikan BPKB yang diminta. Namun, tersangka tidak dapat menunjukkan BPKB yang diminta korban lantaran motor yang digadaikan tersebut masih berstatus kredit.

Rabuli yang merasa ditipu dan dipermainkan sempat mengancam akan melaporkan tersangka kepada polisi. Kemudian Rabuli meninggalkan tersangka dan pergi ke Kelurahan Sanggau Kulur untuk membeli buah yang akan dijualnya kembali. Tersangka pun mengikuti pelaku dan sempat memohon untuk dipinjami sejumlah uang sepanjang perjalanan. Namun, korban selalu menolaknya dan terjadi adu mulut sepanjang perjalanan. “Eh...udahlah, kau nipu aku jak,” ujar Dengdeng menirukan ucapan Rabuli yang menolak permintaannya.

Rabuli sempat memaki tersangka dan mengeluarkan kata-kata kasar. Suasana jalan pada saat itu sepi dan jauh dari permukiman karena berada di dekat kebun karet. Ketika hendak berbalik arah, pelaku yang sudah telanjur sakit hati karena dimaki kemudian mengikutinya sembari mengeluarkan pisau yang disembunyikan di belakang bajunya dan langsung menusuk korban dari belakang hingga menembus dada depan.

Rabuli kehilangan keseimbangan dan akhirnya motor Rabuli menabrak tiang listrik dan jatuh. Rabuli sempat berlari menghindar ke arah yang berlawanan, kemudian masuk ke dalam kebun karet. Tersangka kemudian mengejar Rabuli. Dalam kondisi terpojok, Rabuli berusaha melawan, tetapi tersangka mengayunkan pisaunya ke arah leher hingga nyaris putus yang mengakhiri hidup Rabuli.

Tersangka kemudian mengambil barang-barang Rabuli, termasuk sejumlah uang yang rencananya akan dibayarkan kepada tersangka untuk melunasi motor yang digadaikan. Tersangka pun kemudian meninggalkan Rabuli dengan kondisi mengenaskan dan membuang pisau yang digunakan tidak jauh dari lokasi tersebut. Bahkan tersangka juga membuang baju hangat yang digunakan karena khawatir diketahui oleh orang yang melihatnya.

Setelah itu, tersangka langsung tancap gas pulang menuju ke arah Pontianak, sebelum akhirnya dibawa kembali ke Singkawang oleh polisi. Saat ini, tersangka berada dalam tahanan Polres Singkawang untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut. Turut diamankan barang bukti pisau yang digunakan tersangka, motor Jupiter Z milik korban, pakaian korban yang berlumur darah, baju hangat merah milik tersangka, dan sejumlah uang hasil rampasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com