Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Overdosis, Penyanyi Kafe Tewas Seusai Dugem

Kompas.com - 07/11/2013, 20:55 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Seorang penyanyi kafe, Novita Sari (23), tewas seusai dugem di diskotek Kowloon, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/11/2013). Perempuan asal Jalan Pekunden, Kecamatan Pesantren, Kediri, itu diduga tewas akibat overdosis setelah menenggak minuman keras dan mengonsumsi narkoba.

Informasi yang berhasil dihimpun, Novita Sari berangkat dari Kediri bersama temannya, Mita, Anis, Mery, dan Ratih. Mereka pakai mobil rental yang dikemudikan Tony dari Kediri menuju Surabaya pada Rabu (6/11/2013) malam.

Sesampai di Surabaya, mereka dugem bersama di Kowloon sejak pukul 24.00 hingga 05.00 pagi.  Di tempat hiburan itu, mereka berpesta miras jenis Civas dan diduga juga mengonsumsi ineks. Setelah dugem, mereka menginap di sebuah hotel di kawasan Embong Malang Surabaya. Mereka memesan dua kamar di hotel itu.

Selang beberapa jam setelah masuk hotel, Novita Sari tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Dia langsung dilarikan ke Klinik Pusura di Jalan Yos Sudarso sekitar pukul 09.00 WIB.

Saat itu, kondisi korban sudah parah. Matanya sayu, pucat, dan badannya sudah kaku. Karena kondisinya parah, pihak Klinik Pusuran menyarankan korban dibawa ke rumah sakit. Penyanyi ini pun dilarikan ke RS Adi Husada Jl Undaan Surabaya. Dalam perjalanan ke rumah sakit itulah korban mengembuskan napas terahirnya.

"Petugas masih melakukan penyelidikan atas peristiwa ini. Beberapa teman korban juga masih dimintai keterangan penyidik," kata Kapolsek Tegalsari Kompol Arief Mukti.

Sejauh ini dugaan penyebab kematiannya adalah overdosis. "Kita masih melakukan penyelidikan. Dugaan sementara memang korban tewas akibat overdosis," kata Kanit Reskrim Polsek Tegalsari AKP Riki Firmansyah, Kamis (7/11/2013) sore.

Dugaan itu semakin dikuatkan dengan kondisi mayat korban. Matanya sayu, wajah pucat, dan dia sempat kejang-kejang sebelum tewas.

"Ya, itu merupakan salah satu ciri-ciri orang overdosis. Namun, kita masih butuh pendalaman untuk memastikan semua terkait peristiwa ini," sambung Riki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com