"Dulu, tahun 2000 saya jualan jagung di Pasar Andir. Dua tahun lamanya saya dagang jagung," kata Oded di Bandung, Kamis (10/10/2013). Namun, selama dua tahun berdagang jagung itu, dia mengaku mempunyai keinginan hidupnya lebih maju sekalipun tetap harus berjualan jagung.
Demi keinginannya itu, tutur Oded, dia memutuskan menyewa sebuah jongko di Pasar Caringin. Jongko adalah istilah setempat untuk menyebut kios. "Satu tahun saya di Pasar Caringin jualan jagung. Sewa tempat di sana, satu tahun (sewanya) Rp 154 Juta," kata Oded.
Tak pernah terbayang, aku Oded, suatu hari dia menjadi orang kedua yang memimpin Kota Bandung. Namun, pengalamannya menjadi PKL dan berdagang jagung itu kini menjadi salah satu sudut pandang pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait penataan PKL.
Menurut Oded, PKL memang kerap dituding sebagai biang kesemrawutan dan hancurnya tata kota. Namun, ujar dia, PKL pun pada dasarnya adalah para pencari nafkah untuk keluarga. "Hanya sistem dan caranya yang salah," kata dia.
Karenanya, Oded berjanji akan mencari solusi tepat soal PKL ini, termasuk belajar dari pengalamannya sendiri. Syarat yang dia minta adalah para PKL mau diajak bekerja sama untuk bersama-sama mencari solusi persoalan mereka.
"Tidak ada persoalan di dunia ini yang tidak bisa dipecahkan. Semuanya bisa diselesaikan asalkan kita berpikir dan duduk bersama," tegas Oded. Dia pun optimistis pada akhir periode masa jabatannya, persoalan PKL bisa tuntas tertangani bila semua pihak memang mau duduk bersama mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.