Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Perguruan Pencak Silat Serang Sebuah Desa

Kompas.com - 06/10/2013, 17:25 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang dari sebuah kelompok perguruan pencak silat Sabtu (5/10/2013) menyerang Dusun Keniten, Taman Martani, Kalasan, Sleman. Kuat dugaan aksi penyerangan itu merupakan buntut dari peristiwa gesekan sepekan lalu.

Peristiwa penyerangan itu terjadi sekitar pukul 20.20 Wib. Ratusan orang dengan mengunakan sepeda motor tiba-tiba datang dan langsung merusak empat rumah warga. Mereka juga merusak sepeda motor dan melukai tiga warga warga.

Usai melakukan penyerangan ratusan orang tersebut segera meninggalkan lokasi. Dua warga yakni Tri Hartanto (35) Fatoni (18) harus dirawat di RS Bhayangkara Polda DIY karena mengalami luka bacok. Sedangkan Wijaya (41) mengalami luka pukul.

Mendapatkan informasi telah terjadi penyerangan aparat kepolisian dan TNI segera mendatangi lokasi kejadian dan langsung melakukan mengamankan. Sebab pascapenyerangan, suasana masih terlihat mencekam.

Hampir seluruh warga Dusun Keniten keluar rumah dan melengkapi diri dengan senjata tajam. Warga juga menutup akses jalan menuju Dusun.

"Tiga warga yang menjadi korban pulang ke rumah. Untuk antisipasi aksi susulan, warga dari Dusun Keniten maupun dusun lain akan terus melakukan pengamanan," ujar Kepala Desa Taman Martani, Gandang Harjanata, Minggu (6/10/2013).

Gandang mengimbau agar warga dapat meredam emosi. Selain itu ia berharap pihak-pihak berwenang baik pemerintahan kecamatan dan kabupaten untuk segera melakukan upaya-upaya antisipasi.

"Bagaimana pun juga upaya mediasi tetap kita lakukan supaya jangan sampai terjadi dendam. Untuk rumah yang rusak kita minta dibersihkan, supaya yang melihat tidak terpancing emosi," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com