Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harry Tanoe: Secara Materi, Miss World Tak Menguntungkan

Kompas.com - 08/09/2013, 18:33 WIB
Kontributor Bali, Muhammad Hasanudin

Penulis


DENPASAR, KOMPAS.com - CEO MNC Group Harry Tanoe Sudibjo mengatakan, pihaknya tengah meyakinkan pemerintah untuk tetap mendukung penyelenggaraan Miss World sesuai jadwal. Menurutnya, penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia lebih mengutamakan kepentingan citra bangsa di mata internasional dibandingkan meraup keuntungan secara materi.

"Secara komersial bisa dikatakan tidak menguntungkan MNC Group, justru dari awal kita bisa membawa nama bangsa kita ke dunia internasional. Kalau sampai acara ini gagal atau berjalan tidak lancar dunia akan melihat," ujar Harry Tanoe saat konferensi pers di Hotel Westin, Nusa Dua, Minggu (8/9/2013) sore.

Harry Tanoe menilai, selama ini ada kesalahpahaman antara pihak yang menentang event Miss World. Ia menegaskan, tidak ada kontes bikini dan seluruh rangkaian acara hampir sama dengan kontes serupa seperti Miss Indonesia, Abang-None, dan lainnya yang selama ini digelar di Tanah Air.

Ia menambahkan, pembukaan Miss World 2013 di Bali akan disiarkan langsung di 160 Negara. Pembukaan Miss World yang dikemas dengan berbagai atraksi budaya nusantara, menurutnya, akan memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional.

Menuai kontroversi

Penyelenggaraan final "Miss World" 2013 di Indonesia memang menuai kontroversi dari sejumlah pihak. Selain sejumlah ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia juga telah menyatakan penolakan atas penyelenggaraan Miss World di Bali.

Ketua MUI, KY Muhyiddin Junaidi mengatakan, setelah dilakukan peninjauan dari berbagai aspek seperti aspek ekonomi, agama, dan budaya, MUI menilai tidak ada yang mendatangkan manfaat bagi Indonesia. MUI menilai lebih banyak mendatangkan kerugian.

Muhyiddin mencontohkan, belajar dari kasus Miss Word tahun 2000-an di Nigeria, di mana masyarakat muslim menolak karena saat itu perwakilannya divonis cambuk karena melakukan perzinahan.

Namun, kontes tetap diselenggarakan. Pada hari H, kata Muhyiddin, terjadi kekerasan mengakibatkan 200 orang meninggal. Akihrnya, panitia memindahkan acara ke London.

"Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam, kontes itu bagi kami jika dipandang dari sudut agama Islam sangat kontradiktif dari nilai agama Islam," kata Muhyiddin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com