Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keperawanan Bukan Patokan Etika dan Moral

Kompas.com - 20/08/2013, 15:13 WIB
Kontributor Bali, Muhammad Hasanudin

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali tidak setuju dengan tes keperawanan terhadap siswa SMA seperti yang diusulkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Menurut Sekretaris LPA Bali Titik Suharyati, tes keperawanan tidak menjamin etika dan moral siswa tersebut. "Bisa aja masih gadis tapi nakalnya luar biasa, itu bukan suatu tolok ukur," ujar Titik saat dihubungi Selasa (20/8/2013) siang tadi.

"Yang lebih penting mendidik sejak dini sebagai anak-anak yang beretika dan bermoral," kata Titik.

Titik menegaskan, pihak pendidik harus bijak dan lebih mementingkan penanaman moral dan etika daripada justifikasi keperawanan.

Titik mengatakan lebih lanjut, tes keperawanan terhadap siswa juga bisa menimbulkan dampak psikologis yang negatif pada korban perkosaan.

"Bali khususnya, banyak korban perkosaan dari anak yang tidak mampu. Kalau orang yang mampu kan bisa operasi tapi kalau yang tidak mereka akan trauma," ujar Titik.

Seperti diberitakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, tengah merencanakan tes keperawanan untuk siswi SMA sederajat. Dana tes tersebut akan diajukan untuk APBD 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com